Erik Ten Hag Dukung Rencana Jim Ratcliffe Rombak Departemen Sepak Bola Manchester United

TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih Erik Ten Hag dikabarkan mendukung rencana Sir Jim Ratcliffe yang ingin merombak departemen sepak bola Manchester United jika mencapai kesepakatan dengan keluarga Glazer untuk pembelian sebagian saham klub.

Jim Ratcliffe kini menjadi satu-satunya calon pembeli Manchester United setelah Sheikh Jassim bin Hamad Al Thani mengundurkan diri dari persaingan karena penawaran terakhirnya yang mendekati angka 5 miliar pound sterling atau sekitar Rp 95,2 triliun untuk akuisisi 100 persen saham klub ditolak keluarga Glazer.

Pemilik perusahaan kimia INEOS itu pun dikabarkan bakal fokus pada sisi operasional sepak bola klub dan salah satu terobosannya adalah merombak jajaran pengurus departemen sepak bola Manchester United. Kepada Dailly Mail, seorang sumber menceritakan bahwa Ten Hag menunjukkan tanda-tanda frustrasi terhadap kebijakan transfer Setan Merah.

Selama 18 bulan memimpin, Erik ten Hag disebut tidak mendapatkan keterangan jelas soal target dan anggaran untuk merekrut pemain. Kemudian keterbatasan data dan kecenderungan mengeluarkan biaya besar untuk membeli pemain juga menjadi salah satu kekhawatiran banyak orang di Old Trafford.

Belum diketahui apakah Ten Hag dan Ratcliffe sudah menjalin komunikasi saat ini. Namun, berbagai sumber di INEOS mengindikasikan bahwa pelatih asal Belanda itu akan tetap dipertahankan meski Setan Merah menuai hasil minor di awal musim. Dari delapan pertandingan Liga Inggris, United mencatatkan empat kemenangan dan empat kekalahan. Hasil ini membuat mereka tertahan di peringkat ke-10 klasemen sementara dengan 12 poin.

Kabarnya, Ratcliffe justru berencana mencari direktur olahraga baru dan nama yang muncul adalah Paul Mitchell. Ia adalah mantan direktur olahraga Tottenham Hotspur, Southampton, RB Leipzig, dan AS Monaco. Di sisi lain, pengusaha asal Inggris itu disebut akan mengganti beberapa staf senior Manchester United. Beberapa sosok dalam klub, seperti Chief Executive Richard Arnold dan direktur olahraga John Murtough dalam posisi yang tidak aman.