Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sepakbola

Liga Premier Selidiki Kemungkinan Pelanggaran Keuangan Chelsea di Era Roman Abramovich

Pemilik baru Chelsea melaporkan sendiri sejumlah transaksi keuangan ke UEFA, Liga Premier, dan FA.

10 Agustus 2023 | 17.03 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - CEO Liga Premier Richard Masters mengonfirmasi pada Rabu, 9 Agustus 2023, bahwa pihaknya sedang menyelidiki potensi pelanggaran aturan keuangan Chelsea di bawah kepemilikan Roman Abramovich. Pria asal Rusia itu menjual The Blues tahun lalu ke grup investasi yang dipimpin oleh pengusaha Amerika Serikat Todd Boehly dan Clearlake Capital setelah aset oligarki Rusia di Inggris dibekukan pemerintah Inggris setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemilik baru Chelsea melaporkan sendiri sejumlah transaksi keuangan selama era Abramovich ke badan sepak bola Eropa UEFA, Liga Premier, dan Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kami cukup terbuka tentang masalah bersejarah terkait dengan Chelsea karena mereka melaporkan sendiri ke Liga Premier dan FA, jadi jelas kami sedang menyelidikinya,” kata Masters kepada media Inggris.

“Jika Liga Premier yakin sebuah klub telah melanggar peraturan keuangan dan ada kasus yang harus dijawab, kasus itu akan diajukan ke klub.”

Roman Abramovich. REUTERS/Andrew Winning

Surat kabar The Times melaporkan penyelidikan tersebut mencakup pembayaran jutaan pound untuk entitas luar negeri yang dirahasiakan, dengan koneksi ke perantara sepak bola, yang berpotensi mengakibatkan penalti seperti denda besar atau bahkan pengurangan poin untuk klub.

“Kami ingin proses hukum dilayani seefisien mungkin, secepat mungkin,” Masters menambahkan. "Tidak selalu mudah untuk melakukan hal-hal ini dengan cepat, tetapi kami menginginkan jawaban yang benar, positif atau negatif, apakah klub dinyatakan bersalah melanggar peraturan atau tidak.”

UEFA mencapai penyelesaian pada Juli lalu dengan Chelsea atas penyerahan informasi keuangan yang tidak lengkap, terkait dengan "transaksi historis" antara 2012 dan 2019, dengan klub London itu membayar denda 10 juta euro atau Rp 167,3 miliar.

“Sesuai dengan prinsip-prinsip inti kelompok kepemilikan klub tentang kepatuhan penuh dan transparansi dengan regulatornya, kami berterima kasih bahwa kasus ini telah diselesaikan dengan pengungkapan informasi secara proaktif kepada UEFA dan penyelesaian yang sepenuhnya menyelesaikan masalah yang dilaporkan," kata Chelsea dalam sebuah pernyataan pada saat itu.

Chelsea, yang finis ke-12 di Liga Premier setelah musim yang kacau, tidak akan berkompetisi di Eropa pada musim 2023-2024.

REUTERS

Sapto Yunus

Sapto Yunus

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus