atau cari berdasarkan hari
Abu Ulya mengatakan sebenarnya kekuatan personel dan persenjataan kelompok Mujahidin Indonesia Timur ini lemah.
Sejak pengamanan di Poso diperketat oleh satuan tugas Tinombala, kelompok Mujahidin Indonesia Timur mencari logistik di kampung-kampung sekitarnya.
Kelompok Mujahidin Indonesia Timur atau MIT diduga menembak dua anggota kepolisian di pegunungan Poso, Sulawesi Tengah. Begini fakta tentang mereka.
Pembunuhan dengan mutilasi di Poso diduga sebagai upaya kelompok Mujahidin Indonesia Timur memancing polisi.
Polri terjunkan empat pleton Brimob untuk mengejar kelompok Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Ali Kalora yang diduga menembak dua anggota polisi.
Dua anggota Polri juga mengalami luka tembak akibat baku tembak dengan kelompok DPO MIT Poso.
Dua orang anggota kepolisian meninggal setelah ditembaki DPO Mujahidin Indonesia Timur Poso.
BMKG menyatakan episentrum gempa Poso berada di darat dengan kedalaman 10 kilometer.
Kabareskrim Polri Komisaris Jenderal Arief Sulistyanto mengatakan telah menginstruksikan untuk mengusut pengibaran bendera hitam di Poso.
Polri tengah mendalami kejadian tersebut dengan melaksanakan penyelidikan secara komprehensif.
Aksi itu viral setelah video pengibaran bendera hitam di Poso ramai beredar di media sosial.
Operasi Tinombala ini diperpanjang selama tiga bulan.
Polri memperpanjang masa Operasi Tinombala di Poso untuk memburu sisa-sisa teroris kelompok Santoso.
Iswanto alias Zaim, mantan komandan kelompok Mujahidin di Poso mengisahkan perjalanan hidupnya sebagai teroris dan kini menjadi guru
Polri menyebut ada sekitar tujuh orang anggota MIT di Poso yang masih berada di hutan.
Operasi Tinombala untuk memburu teroris yang buron akan dilaksanakan hingga 3 bulan dengan bantuan personil dari TNI dan Brimob Kelapa Dua Jakarta.
Luka serius dialami sang sopir.
Petugas gabungan polisi dan TNI menangkap puluhan orang yang diduga sebagai provokator unjuk rasa buruh tambang emas di Poso. Delapan orang terluka.
Satu orang yang tertembak saat operasi teroris di Poso adalah polisi dan satu lagi dari pihak teroris.
Gembong teroris Poso, Santoso alias Abu Wardah, ternyata tercatat sebagai penerima dana Bantuan Sosial Pasca Konflik Poso pada 2006-2009.
