atau cari berdasarkan hari
Rini Soemarno mengatakan dalam tiga tahun lagi, minyak nabati bisa menggantikan bahan bakar solar
Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Cina yang semakin memanas mulai berpengaruh terhadap pasar minyak nabati.
Parlemen Eropa menyetujui penghentian penggunaan biofuel berbahan dasar kelapa sawit sebagai sumber energi terbarukan pada 2021.
Bulan ini, Kementerian Perdagangan mengajukan gugatan terhadap Uni Eropa melalui WTO.
Tiga perusahaan itu adalah PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) bersama PT Pertamina (Persero) dan Toyota Motor Corporation.
Pencampuran bahan bakar nabati (BBN) pada solar diwajibkan mencapai 20 persen atau B20.
Penyerapan minyak sawit untuk biodiesel di dalam negeri akan menaikkan harganya di pasar dunia.
Indonesia dan Malaysia lobi negara-negara ASEAN agar beralih ke Biodiesel dengan campuran minyak nabati dari CPO. Cina dan India juga diajak.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah menetapkan mandatory kadar BBN sebesar 15 persen pada 2015 dan 20 persen di 2016.
Jika ketetapan untuk tahun depan tidak berubah, Pertamina sudah tidak perlu mengimpor solar.
Rencananya, tiap tangki masing-masing berkapasitas sekitar 50-10.000 kiloliter.
Pemerintah mulai uji coba mobil dengan bahan bakar campuran 20 persen minyak nabati (B20). Dana Rp 8 triliun disiapkan untuk subsidi.
Biasanya harga bahan bakar baru dan terbarukan lebih mahal dari bahan bakar fosil.
Pertamina mengembangkan bahan bakar dari lumut.
Biji kemiri yang dipakai untuk bahan bakar adalah jenis kemiri sunan.
CPO Fund memungkinkan adanya subsidi silang dari industri hulu ke hilir.
Pabrikan otomotif pada dasarnya mendukung kebijakan kewajiban biodiesel 15 persen.
Saat ini belum ada kepastian harga jual biodiesel.
Nantinya CPO Fund ini akan menghimpun dana langsung dari kegiatan ekspor CPO.
Pemerintah mengumumkan empat paket kebijakan guna meredam pelemahan rupiah.