Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam euforia reformasi pada detik-detik kampanye pemilihan umum (pemilu) oleh 48 partai politik, saat pencoblosan tanda gambar, dan pascapemilu, Sunaryo bernapas untuk bangun kembali. Rupanya, ia telah melepaskan baju hitam berkabung itu. Ia memamerkan Batu Melangkah Waktu, yang terdiri atas 40 patung batu, di selasarnya yang apik, jernih, dan komplet di Bukitpakar Timur, Bandung, 16 Mei-30 Juni 1999. Semula ia tak sengaja (sesungguhnya seni lahir dari main-main). Kala berolahraga pagi, di jalan yang menanjak dan menurun yang dilaluinya, ia iseng memungut sekepal batu. Ia juga biasa memungut batu saat main ke sungai tempat ia dulu, ketika mahasiswa, biasa ciblon (bermain air) di air yang jernih bersama Sanento Juliman dan T. Soetanto, yang kemudian bareng menjadi dosen seni rupa Institut Teknologi Bandung, kritikus, dan perupa terkenal yang menghiasi langit seni rupa Tanah Air.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo