Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sepuluh penari itu—perempuan dan lelaki—menari klasik, kontemporer, breakdance, berteriak, minum, berciuman, ataupun sekadar megal-megol. Adegan tari di pentas itu digabung dengan film video yang menggambarkan adegan para penari (dengan ukuran badan persis dengan para penari) yang juga bertingkah aneh-aneh, yang disorotkan ke dua "layar bioskop" yang dipajang di panggung. Adegan gabungan ini menciptakan pertunjukan yang terus mengalir. Tidak hanya penari yang ganteng dan cantik, "layar bioskop" ikut pula menampilkan kakek-nenek, anak-anak, yang mondar-mandir ataupun berlarian dikejar gajah, ular, keledai, anjing, atau harimau.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo