Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Hardingga meluncurkan buku puisi tentang ayahnya, Yani Afri, salah satu korban penculikan aktivis pada 1997-1998.
Fajar Merah, putra Wiji Thukul, mengibaratkannya sebagai monumen pengingat.
Kritikus sastra, Martin Suryajaya, melihat buku puisi ini merupakan upaya melawan warisan Orba sebagai laku mereproduksi ingatan.
DI balik buku puisi Kapan Pulang? Yani Afri Masih Hilang terdapat kenangan, pertanyaan, kepedihan, penasaran, dan kerinduan. Perjalanan dan pergulatan panjang telah dijejaki Hardingga, 31 tahun, sebelum melahirkan karyanya ini.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo