Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
IA seorang dokter jempolan. Ia lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam usia 23 tahun. Dan kini, ketika usianya 66 tahun, ia tahu betapa leukemia menaklukkan dirinya yang tinggi dan gagah itu. Hari itu, Sabtu 18 Agustus, sehari sebelum kematian menjemputnya, Chefik Chehab, sepupu dan juga sahabatnya sejak kecil, melihat ia menangis. Ia minta maaf karena telah menyusahkan orang-orang yang telah merawatnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo