Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SUKSESNYA penjualan album berbahasa Inggris di Amerika membuat kelompok Slank harus melakukan pentas keliling di negeri tersebut. ”Padahal kita jadi underground, band yang tidak dikenal,” kata Bimbim, penggebuk drum Slank. Radio-radio Amerika, kabarnya, kerap memutar lagu mereka dan mencetak penggemar baru setiap hari.
Tur promosi album akan berlangsung hampir sebulan penuh. Rabu pekan lalu, mereka berangkat ke Amerika. Agar konser yang diberi judul Anthem for Broken Heart alias Orkes Sakit Hati sukses, Slank melakukan ”tes mental” berpentas di depan siswa Jakarta International School di Jakarta Selatan, dua hari sebelumnya. ”Setidaknya sama-sama bulenya,” ujar Bimbim sembari tergelak. Mereka menjajal apa bisa membuat bule bergoyang.
Konsep Slank, mereka ingin tampil unik. ”Kita nyari logat yang kalau ngomong, orang langsung tahu ini dari Indonesia,” kata Bimbim. Ternyata butuh waktu berminggu-minggu buat melatih logat khas Indonesia. ”Kita ingin kayak orang Jamaika yang punya logat khas,” dia menambahkan. Ah, cari logat alamiah sajalah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo