Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang penulis pasti pantang mundur. Jika panggilan berkarya sudah muncul, mesti dipenuhi apa pun situasinya. Barangkali itulah yang terjadi pada Dewi Lestari, 40 tahun, selama menyelesaikan novel terbarunya, Inteligensi Embun Pagi (IEP). "Berbagai jurus saya coba saat menggarap IEP ini," kata Dee—demikian nama populernya—saat ditemui pada Jumat dua pekan lalu. Dee terbiasa menulis saat anak-anaknya sudah berangkat ke sekolah. Tapi apa daya suasana tenang yang ia harapkan tak tersedia, karena banyak proyek pembangunan tengah berlangsung di sekitar rumahnya. Apa akal?
Istri Reza Gunawan ini lantas membawa perangkat menulisnya keliling kompleks mencari tempat nyaman. "Saya menemukan beberapa kafe yang akhirnya kerap saya kunjungi buat menulis." Selesai perkara? Belum, karena kafe suatu saat pasti juga ramai. Entah oleh suara musik entah suara berisik pengunjung. Dee pun memasang headphone ke kupingnya. "Mendengarkan musik sambil mengetik," tuturnya. Tapi, jika keramaian kian memuncak, pasti mengganggu juga. Eh, pada saat itulah Dee ditawari melanjutkan proses kreatifnya di ruang kantor atau area gudang kafe. Pengelola kafe rupanya memahami dia butuh ketenangan untuk menulis. Sembilan bulan dia berkutat dengan cara itu, akhirnya novel bungsu dari heksalogi Supernova ini pun kelar. IEP sudah siap di rak toko buku untuk menjumpai penggemarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo