Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
AKTOR S. Bono atau Imam Subono lahir di Kudus, Jawa Tengah, 54
tahun lalu. Orangtuanya, bupati di Kebumen, sebetulnya
menghendaki jadi priyayi. Tapi menjelang akil balig, Bono gencar
nonton film. Apa saja, dan sering dengan mencuri-curi. Kemudian
ia turut dalam grup sandiwara Ksatria.
Keinginannya untuk jadi anak wayang semakin menjadi-jadi.
Kebetulan sekali Bono berjumpa dengan almarhum Dr. Huyung, yang
waktu itu mencari seorang pemain pria untuk filmnya Antara Bumu
dan Langit. Tawaran Huyung yang waktu itu mencari seorang pemain
pria untuk filmnya Antara Bumi dan Langit. Tawaran Huyung tentu
bagaikan durian runtuh bagi Bono.
Antara Bumi dan Langit ternyata membuat sejarah baru dalam
perfilman Indonesia. Bukan karena S. Bono yang ngganteng
berkulit kuning dan tinggi 1.72 meter serta bertitel raden mas.
Tapi film yang ceritanya ditulis oleh Armyn Pane ini membuat
geger karena adegan ciumnya.
"Waktu itu mendapat sorotan hebat", uja Bono. Pelajar Islam
Indonesia (PII) ribut. Gayus Siagian mendiskusikan hal ini.
"Padahal, adegan cium ini hanya nempel dikit saja", kata Bono.
"Sebenarnya waktu latihan cium, itulah yang lebih seru",
tambahnya, "dan hampir setiap sore dalam waktu sebulan saya sama
Grace melatih adegan Uli". Bono tidak menceritakan apakah selama
latihan ada adegan lain selain cium, tapi film yang disutradarai
Suska (almarhum) ini kena sensor dan dipotonglah kemudian adegan
cium. Waktu itu tahun 1951. Partner Bono (yang dicium) yang
bernama Grace Andreas, kabarnya kini tinggal di Belanda.
Seperempat abad setelah main film pertama, si ngganteng ini
tetap juga main film. Sekarang jarang memegang peran utama.
"Paling-paling peran pendukung seprti jadi manager, oom senang
dan peran-peran rapi lainnya katanya. Selain Antara Bumi dan
Langit (kemudian berganti judul Frieda) filmnya antara lain:
Kenangan Masa, Gadis olahraga, Pengorbanan, Sepanjang Malioboro,
Asam di Gunung, Kasih Sayang dan Bintang Baru. Film-film masa
kininya: Si Doel Anak Modern, Wajah Tiga Perempuan dan Marina.
Ayah dari dua orang anak perempuan (Debby Cynthia Dewi dari
isteri pertama yang dicerai, dan Rini S. Bono dari isteri kedua,
Lies Permana Lestari, juga bintang film) berkata tentang
dirinya: "Dulu waktu saya muda, orang mengatakan saya selalu
dikejar-kejar cewek. Padahal kalau saya kejar cewek tidak ada
yang pernah ketangkap". Setelah Lies meninggal (pernah main
dalam Kasih Sayang dan Belenggu Masyarakat) Bono tidak pernah
menikah lagi. Kedua anak perempuannya rupanya mencoba mengikuti
jejak ayahnya. Rini pernah main dalam Laila Majnun dan Debby
antara lain main dalam Tiada Jalan Lain. Bicara tentang Debby
yang pernah main adegan ranjang, Bono kasih komentar: "Saya
tidak keberatan. Itu kan hanya di film".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo