Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Didit, yang dinikahi Graito pada 1972, punya alasan jitu mengapa ia bersedia melakukan pekerjaan gratis ini. "Di awal pegang jabatan, ia terlihat tegang. Saya yang melihat pun ketularan tegang," kata Didit, 51 tahun. Ketimbang ikut senewen, jebolan antropologi Universitas Gadjah Mada ini memilih total membantu tugas suaminya. Menurut Graito, bantuan istrinya sangat berarti. Soalnya, bisa saja tiba-tiba ada panggilan dadakan dari atasannya. Padahal, boleh jadi saat itu ia sedang berolahraga dan belum sempat membaca koran pagi. "Saya jadi tak lagi kepontal-pontal," kata Graito.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo