Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
GRUP Lawak Bagyo genap 10 tahun sudah. Kamis minggu lalu, di
Wisma Kartini Jalan Gatot Subroto Jakarta ada pesta dengan acara
benarbenar meriah. Ada ketuk tilu dari Garut, ada Dagelan
Mataram pimpinan Pak Guno dari Yogya.
"Disiplin militer saya pakai," kata Bagyo, 47 tal1un, tentang
resepnya mempertahankan grup. "Saya terapkan suasana
kekeluargaan, tapi disiplin saya tegakkan."
Grup ini tak terbentuk sekaligus. Mula-mula, 1970, Bagyo ketemu
Diran, bekas pemain Petruk dalam rombongan Wayang orang
Adiluhung, dan Saleh. Pertama kali tampil melawak bertiga di
Taman Ria Proyek Senen. 1974 bergabung pula Darto Helm.
Kini mereka kelihatan sejahtera. Rumah Bagyo di ka wasan
Setiabudi t?mbah men tereng. Ada dua mobil di situ Holden
Gemini dan Honda Civic. Juga Darto Helm telah memiliki rumah di
kawasan Kebon Jeruk -- bertetangga dengan dua rekannya yang
lain, Diran dan Saleh.
HUT ke-10 ini mereka persiapkan dua tahun silam sengaja
menabung sebagian hasil lawakan, dan akhirnya terkumpul hampir
Rp 4 juta. Maka pesta pun dihadiri sekitar seribu orang,
termasuk Gubernur Tjokropranolo, Menteri PU Purnomosidi ketua
DPRD DKI Darmo Bandoro.
Hari berikutnya ada pertandingan sepakbola antara Paguyuban
Lawak dan kesebelasan pejabat DKI. Hasilnya, mungkin karena para
pelawak masih ngantuk, 3-0 untuk pejabat DKI. "Tapi ini bukan
acara ulang tahun grup kami. Kami diundang Pak Tjokro ikut
memeriahkan HUT DKI," kata Bagyo di pinggir Stadion Kuningan,
waktu istirahat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo