"ISTILAHNYA, saya ini diaktifkan kembali," ungkap Sambas
Mangundikarta, 54 tahun. Persisnya sejak 22 Oktober lalu,
penonton TVRI bisa mendengar kembali suara bariton reporter
olahraga kelahiran Bandung itu--setelah tiga tahun lamanya
menghilang.
Ayah 7 anak itu mengaku tak tahu kenapa dulu, sepulang
meliput kejuaraan All England Maret 1977, ia diberhenti- kan.
Juga tak tahu persis kenapa sekarang dipakai lagi. "Mungkin
Direksi melihat saya masih punya kemampuan. Artinya masih dapat
dimanfaatkan, sebelum pensiun tiga atau empat tahun lagi,"
ujarnya.
Lulusan Akademi Penerangan (1962) yang bekerja di TVRI sejak
1961 itu memang masih berstatus karyawan dan tetap wajib masuk
kantor serta dapat gaji--meskipun ketika dinon-aktifkan itu "di
kantor paling baca koran, main catur atau bilyar."
Untunglah sejak 1971 ia sudah punya sambilan: tiap hari
Minggu jadi MC pacuan kuda di Pulo Mas, bersama Oloan Sitompul.
Juga sering diminta cuap-cuap dalam perkawinan adat Sunda --
"karena kebetulan saya tahu seluk-beluk adat itu," katanya.
Namun berbarengan dengar menghilangnya dari televisi tempo hari,
tak ada lagi orang, yang memintanya jadi MC. "Mungkin gara-gara
adanya berita santer bahwa saya telah meninggal ! " .....
Konon, baru mendengar suaranya pun, menurut pengakuan Sambas
(yang pernah pula menciptakan beberapa lagu Sunda itu),
penggemarnya banyak yang mengucapkan selamat. Apalagi Sabtu
malam pekan lalu itu, sewaktu acara Kejuaraan Tinju Nasional dan
wajahnya nongol di layar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini