Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
LIMA hari sebelum 20 April ia mengundang The Asociated Press. Ia
bercerita bahwa ia akan meninggal karena kanker. "Setiap orang
harus mati. Tapi saya mempunyai firasat bahwa suatu perkecualian
akan terjadi pada saya. Tapi kini bagaimana?" tuturnya.
Ternyata tak ada perkecualian apa pun. William Saroyan, 72
tahun, yang di Indonesia dikenal lewat buku Komidi Manusia
(terjemahan Anas Ma'ruf), cerita pendek 6 ribu Orang Asiria,
drama Hei, Kau Yang di Luar (terjemahan Rendra) dan beberapa
terjemahan cerpen di berbagai majalah, akhirnya meninggal dunia
Senin pekan lalu --setelah dirawat sejak 20 April lalu di rumah
sakit Veteran.
Penulis cerita pendek, novel dan sandiwara itu biasanya
bercerita tentang misteri kehidupan dan kematian, dan keunikan
makhluk yang disebut manusia. Ia, lahir di Fresno, California,
anak dari pengungsi Armenia sewaktu terjadi pembunuhan massal di
negeri itu. Ayahnya, petani miskin, meninggal tiga tahun setelah
ia lahir Oleh ibunya Saroyan kecil dititipkan di rumah yatim di
San Jose, sementara ibu itu bekerja di San Francisco. Kedua
anak- beranak itu berkumpul kembali ketika Saroyan berusia 8
tahun .
Ia menulis sangat cepat, sehingga dijuluki "penulis yang paling
cepat dalam sejarah kesusasteraan Amerika." la pernah menulis
sebuah novel dalam 38 hari, karena memang demikianlah
rencananya. Dan itu tak berarti menulis novel mudah. Sebuah
naskah dramanya yang mengangkat namanya, The Time of You Life
diselesaikannya dalam enam hari di sebuah kamar hotel di New
York. Dan naskah itu memenangkah Hadiah Pulitzer, 1939. Tapi ia
menolak, dengan alasan: para pengusaha tak berhak menilai
sastra. Toh, ia pun tak percaya juga kepada kritikus sastra.
Sastrawan yang populer sebelum Perang Dunia II itu, sesudah
selesai perang tak lagi dianggap oleh para kritikus.
Dan malang, waktu itu pernikahannya tak bahagia, ia terjatuh
menjadi peminum dan penjudi. Dan pajak membayanginya setiap
waktu. Tapi sebagaimana ceritanya tentang misteri kehidupan, ia
pun kembali dibicarakan hingga meninggalnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo