Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Meninggal Dunia

William saroyan, 72, meninggal dunia. sebelum meninggal ia mengundang wartawan ap mengatakan ia mempunyai firasat bahwa suatu perkecualian akan terjadi pada dirinya. (pt)

30 Mei 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LIMA hari sebelum 20 April ia mengundang The Asociated Press. Ia bercerita bahwa ia akan meninggal karena kanker. "Setiap orang harus mati. Tapi saya mempunyai firasat bahwa suatu perkecualian akan terjadi pada saya. Tapi kini bagaimana?" tuturnya. Ternyata tak ada perkecualian apa pun. William Saroyan, 72 tahun, yang di Indonesia dikenal lewat buku Komidi Manusia (terjemahan Anas Ma'ruf), cerita pendek 6 ribu Orang Asiria, drama Hei, Kau Yang di Luar (terjemahan Rendra) dan beberapa terjemahan cerpen di berbagai majalah, akhirnya meninggal dunia Senin pekan lalu --setelah dirawat sejak 20 April lalu di rumah sakit Veteran. Penulis cerita pendek, novel dan sandiwara itu biasanya bercerita tentang misteri kehidupan dan kematian, dan keunikan makhluk yang disebut manusia. Ia, lahir di Fresno, California, anak dari pengungsi Armenia sewaktu terjadi pembunuhan massal di negeri itu. Ayahnya, petani miskin, meninggal tiga tahun setelah ia lahir Oleh ibunya Saroyan kecil dititipkan di rumah yatim di San Jose, sementara ibu itu bekerja di San Francisco. Kedua anak- beranak itu berkumpul kembali ketika Saroyan berusia 8 tahun . Ia menulis sangat cepat, sehingga dijuluki "penulis yang paling cepat dalam sejarah kesusasteraan Amerika." la pernah menulis sebuah novel dalam 38 hari, karena memang demikianlah rencananya. Dan itu tak berarti menulis novel mudah. Sebuah naskah dramanya yang mengangkat namanya, The Time of You Life diselesaikannya dalam enam hari di sebuah kamar hotel di New York. Dan naskah itu memenangkah Hadiah Pulitzer, 1939. Tapi ia menolak, dengan alasan: para pengusaha tak berhak menilai sastra. Toh, ia pun tak percaya juga kepada kritikus sastra. Sastrawan yang populer sebelum Perang Dunia II itu, sesudah selesai perang tak lagi dianggap oleh para kritikus. Dan malang, waktu itu pernikahannya tak bahagia, ia terjatuh menjadi peminum dan penjudi. Dan pajak membayanginya setiap waktu. Tapi sebagaimana ceritanya tentang misteri kehidupan, ia pun kembali dibicarakan hingga meninggalnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus