Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Meninggal dunia

Pelukis naturalis, meninggal dunia dalam usia 95 th, sempat menyelesaikan 1.000 lukisan pemandangan alam lukisan 'ngarai sianok' menjadi koleksi bung karno, waktu itu lukisan tersebut ditukar dengan sebuah tiket.(pt)

5 Januari 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETELAH dirawat tiga minggu di RSUP dr. Jamil, Padang, Rabu pekan lalu pelukis naturalis Wakidi meninggal dunia, dalam usia 95 tahun. Konon sempat diselesaikan sebanyak 1000 lukisan pemandangan alam. Yang terkenal, Ngarai Sianok, menjadi koleksi Presiden Soekarno. Waktu itu, tahun 50-an, Wakidi tak mau dibayar uang. Akhirnya oleh Presiden RI pertama itu lukisan tersebut ditukar dengan sebuah tiket, yang berlaku seumur hidup dan bisa digunakan secara cuma-cuma untuk naik pesawat terbang, bis atau kereta api dalam wilayah Indonesia. Tapi tak sekalipun itu dimanfaatkan oleh Wakidi. Kecuali ia agaknya tak suka benar bepergian, pelukis ini termasuk bernasib baik selalu cukup uang. Lahir di Palembang, dibesarkan dan kemudian berdiam sampai akhir hayatnya di Bukittinggi. Berkat gurunya di Kweekschool (setingkat SPG sekarang), dia dikirim ke Semarang dan belajar melukis kepada pelukis Belanda Van Dijk. (Awal abad XX pemerintah Hindia Belanda banyak mendatangkan pelukis pemandangan dari Negeri Belanda untuk melukis pemandangan di Indonesia). Dia sempat pula menjadi guru di Sekolah Raja Bukittinggi, 1911. Kemudian masih terpakai sebagai guru di SMA I, II dan III Bukittinggi hingga 1974. Bekas muridnya antara lain Bung Hatta dan Motinggo Boesje -- sastrawan yang kemudian populer dengan novel popnya itu. Juga pelukis Baharuddin Mara Sutan, bekas dosen di Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta. Wakidi meninggalkan 11 anak dari istri pertama (meninggal 1950), dan 2 anak dari istri kedua. Semuanya sudah bekeluarga dan memberikan 112 cucu bagi pelukis itu. Jenazahnya dimakamkan keesokan harinya di pemakaman Mandi Angin, Bukittinggi. Hadir antara lain Rektor IKIP Padang dan Walikota Bukittinggi. Almarhum mendapat anugerah seni dari Menteri P&K, bertepatan dengan Hari Proklamasi tahun 1979.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus