Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DUA nyonya bersekutu maka para pengamen Jakarta pun naik gengsi: ada yang memfestivalkannya. Nyonya pertama adalah Kemala Motik Gafur, ketua Yayasan Wisata Remaja, yang punya prakarsa Nyonya kedua adalah pelaksananya, Ully Sigar Rusady, penyanyi yang memiliki sekolah musik. Mengapa pengamen? "Saya biasa bergaul dengan mereka. Enam guru di sekolah musik saya dulunya pengamen juga," cerita Ully, 34. Nah, untuk festival ini, Ully membatasi pesertanya sampai 100 orang. Para peserta dia selidiki sendiri apakah mereka betul-betul pengamen. "Siapa tahu kecolongan," katanya. Maka, jadilah festival pengamen itu, yang finalnya Sabtu pekan lalu di Taman Ria Monas dengan penonton berjubel. Ully sebenarnya juga mau riset kecil-kecilan. Ia merancang tiga lagu wajib untuk festival ini: yang berirama pop, yang country, dan sebuah balada. "Ternyata, kebanyakan peserta memilih lagu balada yang mempunyai nada minor. Jadi, lagu jalanan itu adalah lagu balada." Para pemenang, selain mendapat hadiah uang, juga masing-masing sebuah gitar dan beasiswa belajar selama enam bulan di sekolah musik Ully. "Kalau mereka belajar sungguh-sungguh dan ada kemajuan, beasiswa bisa diperpanjang," ini balada dari Ully.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo