Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DJATU Parmawati (23) mungkin satu-satunya penyanyi pop yang
selamat dari wabah dangdut. "Soalnya saya nggak bisa goyang,"
katanya. Goyang dangdut malah dirasakannya agak menggelikan bagi
dirinya. Mungkin mudah dimaklumi. Sebab sudah sejak duduk di
kelas 3 SD ia ikut paduan suara Gereja Kristen Jawa
Gondokusuman, Yogya, dan sehari-hari dikenal sebagai puteri
pendeta Poerba Wijoga. Djatu anak nomor 6 di antara 7
bersaudara.
Katanya, dalam urusan ngepop di pentas bersama grup Geronimo II,
ayahnya tidak keliwat ketat campur tangan. Cuma buat mondar-
mandir ke Jakarta untuk rekaman atau main film, Djatu harus
dikawal salah seorang kakaknya. Ia pernah main untuk film
Manajer Hotel. Selain ayahnya ikut membaca skenario, Djatu
sendiri memang punya sikap menolak adegan panas. Termasuk
ciuman. "Walaupun pakai stand-in, tapi 'kan orang melihatnya
sebagai saya," ujarnya.
Tapi selain masih terikat kontrak rekaman (dari 8 kaset, 5 sudah
siap), Djatu juga muncul dalam serangkaian iklan. Dan minggu
lalu di TVRI Jakarta, ia tampil bersama mahasiswa Gajahmada.
Masih sempat kuliah Pernah mencapai tingkat II Jurusan Sastra
Inggeris, ia kini terpaksa meninggalkan kampus UGM. Katanya:
"Habis, betah nyanyi. Dari pada setengah-setengah, apa
salahnya nggak kuliah dulu."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo