Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SALAH satu orang yang selalu bangga terhadap kampung halaman adalah Tantowi Yahya, 46 tahun. Khususnya pada Sungai Musi. Dia tak pernah lupa, saat usianya masih belasan tahun: menyeberangi Musi yang berarus deras itu dengan kapal. ”Begitu romantis,” katanya. ”Sulit menggambarkannya kepada orang bukan Palembang.”
Jika diibaratkan dalam kehidupan, Duta Baca Nasional 2006 ini bertamsil, Sungai Musi seperti orang tua: menyatukan semua warga Palembang di mana pun berada. ”Saya pun selalu teringat dan selalu ingin kembali,” tuturnya. Pemandangan rumah-rumah di sekeliling sungai tersebut adalah pemandangan yang tak lekang di ingatannya.
Saking bangganya, Tantowi tak segan-segan mengajak kawan-kawannya, para duta besar dan pengusaha asing dari enam negara (Tunisia, Malaysia, Brasil, Kroasia, Selandia Baru, dan satu negara Uni Eropa), berakhir pekan Sabtu minggu lalu sambil menyaksikan Cap Go Meh, perayaan hari ke-15 setelah Imlek, ketika bulan bersinar penuh di atas Musi. ”Saya yakin mereka tertarik,” ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo