Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ternyata sulitnya tak terkira," kata Taufiq kepada Telni Rusmitantri dari TEMPO. Setumpuk bahan tentang narkoba dilalapnya. Ia juga bolak-balik mengobrol dengan para mantan pengguna narkoba di panti rehabilitasi. Hasilnya? Eh, Taufiq malah tak bisa menyair. Baru setelah begadang dua malam, ilham itu akhirnya datang. Ian Antono meloloskan dua lirik puisi itu untuk lagunya. Lirik ketiga terpaksa didrop. Dikhawatirkan, salah satu kata di lirik itu, yang mengutip bahasa khas pemakai narkoba, bakal merangsang para bekas pemakai untuk kembali sakaw. Nah!
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo