Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
MENGENAKAN kemeja batik berwarna kuning, Haji Maulwi Saelan menerima TEMPO di ruang kerjanya, di rumah yang sekaligus merangkap kantornya. Di kepalanya bertengger kopiah rotan khas Sulawesi Selatan. Dari rumah sederhana di Jalan Bendungan Jatiluhur, Jakarta Pusat, itu pucuk Gedung MPR/DPR di Senayan tampak jelas. Di sana pula ketetapan-ketetapan MPRS yang dianggap menistakan presiden pertama Indonesia, Ir. Sukarno, dibahas ketat.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo