Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
DI pengujung karier militernya, Jenderal Budiman bersyukur masih dipercaya menjabat Kepala Staf Angkatan Darat. Dia sadar betul latar belakangnya dari korps Zeni—satuan bantuan tempur—sulit bersaing dengan perwira-perwira infanteri untuk menempati kursi jabatan-jabatan tertinggi di militer. Sepanjang sejarah, dia perwira tinggi kedua dari Zeni yang memimpin Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat setelah Jenderal Try Sutrisno pada 1986. Atau bisa juga yang ketiga jika Jenderal Kehormatan G.P.H. Djatikoesoemo dihitung sebagai sesepuh Zeni.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo