Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sejak saat itu, Indonesia—termasuk belajar bahasa Indonesia—menjadi salah satu bidang perhatiannya. Empat tahun kemudian, 1959, ia menginjakkan kaki di Jakarta. Selain memperlancar bahasa, kunjungan itu membawa sang mahasiswa kepada sejumlah tokoh nasionalis, dari politisi, ahli hukum, hingga budayawan. "Dari mereka, saya belajar banyak hal tentang politik dan hukum di Indonesia," ujarnya suatu ketika.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo