Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo ABC

Sultan Brunei Kembalikan Gelar Kehormatan dari Universitas Oxford

Reporter

Editor

ABC

image-gnews
Iklan

Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei mengembalikan gelar sarjana hukum kehormatan yang diberikan oleh Universitas Oxford Inggris menyusul kecaman sejumlah pihak terkait rencana penerapan hukuman mati kepada kaum LGBT.

Kontroversi Gelar Sultan Brunei dari Oxford

  • Hampir 120 ribu orang menandatangani petisi meminta Oxford mencabut gelar untuk Sultan
  • Tanggal 3 April, Brunei menerapkan hukuiman mati untuk kasus sodomi, perzinahan dan pemerkosaan
  • Sultann di awal mei mengatakan hukuman mati tidak akan diberlakukan namun hukum syariah tetap berlaku

Baca juga:

Kecaman atas rencana itu antara lain dimotori artis Elton John dan George Clooney.

Hampir 120.000 orang menandatangani petisi online pada April lalu, menyerukan Universitas Oxford mencabut gelar sarjana hukum yang diberikan kepada Sultan Bolkiah pada 1993.

Petisi itu diajukan setelah Brunei berencana memberlakukan interpretasi ekstrim hukum syariah pada 3 April lalu, dengan menghukum mati pelaku sodomi, perzinahan dan pemerkosaan. Bentuk hukuman berupa dilempari baru sampai mati.

Baca juga:

Dalam upaya meredam berbagai kecaman, Sultan Bolkiah awal bulan ini mengumumkan hukuman mati tersebut tidak akan diterapkan.

Menanggapi petisi ini, Universitas Oxford mengatakan pihaknya melakukan peninjauan ulasan dan menyurati Sultan Bolkiah pada 26 April, dan "memintai pandangannya" paling lambat 7 Juni 2019.

Sebuah pernyataan menyebutkan Sultan Bolkiah telah menjawab surat itu dengan keputusan untuk mengembalikan gelar kehormatan itu pada 6 Mei lalu.

Video Player failed to load. Brunei's sultan looks stern and holds his chin.
Brunei bows to backlash over gay sex laws

Play

Space to play or pause, M to mute, left and right arrows to seek, up and down arrows for volume.

Brunei bows to backlash over gay sex laws ( The World )
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara itu, Universitas Oxford mengatakan telah meninjau kembali keputusan yang diambil pada 1993 tersebut.

Usulan pemberlakuan hukuman mati di Brunei yang dikecam PBB, mendorong selebriti dan kelompok HAM untuk memboikot hotel-hotel milik Sultan Bolkiah, seperti Dorchester di London dan Hotel Beverley Hills di Los Angeles.

Beberapa perusahaan multinasional juga melarang staf mereka menginap di hotel milik Sultan, sementara beberapa perusahaan travel berhenti mempromosikan Brunei sebagai tujuan wisata.

Sikap konservatif terhadap kaum LGBT masih berlaku umum di sebagian besar negara Asia, seperti Myanmar, Malaysia dan Singapura. Begitu pula di Indonesia dengan meningkatnya serangan terjadap kaum LGBT.

Brunei, merupakan negara bekas jajahan Inggris yang berpenduduk sekitar 400.000 jiwa, merupakan negara pertama di kawasan yang mengadopsi aspek pidana hukum syariah di tingkat nasional pada 2014.

Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini

Reuters

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada