Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia, Minggu siang (7/07) di Guangzhou, China karena mengidap kanker paru-paru, meski ia bukan seorang perokok.
Sutopo sedang berada di Cina untuk menjalani perawatan kanker paru-paru, yang saat itu sudah mencapai stadium 4B dan menyebar ke tulang dan organ tubuh lainnya.
Kepada ABC Indonesia ia pernah mengatakan "kaget" saat pertama kali tahu dirinya mengidap kanker di bulan Januari 2018 lalu, karena ia mengaku tidak merokok, tidak ada genetik, dan selalu makan sehat.
"Setelah saya renungkan, saya bisa menerima kanker ini sebagai bagian perjalanan hidup saya. Saya terima ini dengan ikhlas," ujarnya yang mengaku tidak merokok dan selalu makan sehat.
Semasa hidupnya Sutopo dikelilingi dengan "orang di sekitar yang hampir semuanya merokok", seperti yang ia akui tanpa menyalahkan mereka.
Hanya saja di akun Instagram miliknya ia pernah mengingatkan betapa bahayanya rokok.
Desakan untuk kawasan tanpa rokok
Sebuah laporan badan kesehatan PBB, WHO mencatat penyakit terkait produk tembakau menjadi ancaman terbesar bagi kesehatan masyarakat yang pernah dihadapi dunia.
Lebih dari 8 juta orang meninggal setiap tahunnya dengan 7 juta diantaranya adalah pengguna langsung produk tembakau, seperti perokok.
Sementara sekitar 1,2 juta orang meninggal setiap tahun di dunia karena mereka adalah perokok pasif, laporan bulan Mei 2019 tersebut menyebutkan.
Berjuang di tengah bencana
Sosok 'Pak Topo' yang dicintai wartawan dan warga, baru tahu mengidap kanker pada Januari 2018.
Menanggapi masalah perokok pasif di Indonesia Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengatakan menyediakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) adalah kebutuhan yang mendesak.
"Ironisnya banyak kantor pemerintah dan pejabatnya yang tidak memberikan contoh," ujar Tulus Abadi, Ketua Pengurus Harian YLKI dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan berkenaan dengan meninggalnya Sutopo.
Ia menambahkan banyak ditemukan pekerja pemerintahan, termasuk pejabat yang merokok di tempat kerja yang tertutup.
Tak hanya itu, YLKI juga menganggap merokok di dalam rumah sebagai bentuk kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), karena telah dianggap menyebarkan racun mematikan ke seluruh penghuni rumah.
Memohon restu dan maaf
Jenazah Sutopo dimakamkan di TPU Sonolayu, di kota kelahirannya Boyolali, Jawa Tengah.
Ribuan orang datang untuk menghadiri pemakamannya, termasuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yang hari Sabtu (6/07) datang ke Melbourne untuk tampil di Catatan Najwa Goes to Melbourne.
Tak mengherankan jika banyak yang merasa kehilangan dengan sosok Sutopo yang dianggap terus melayani warga meski dalam keadaan sakit, terutama saat terjadinya bencana.
"Masyrakat dan media perlu memperoleh informasi bencana secara cepat dan akurat. Saya tetap berusaha melayani media dengan baik," katanya kepada Kompas tahun lalu.
External Link: Video terakhir SutopoSebelum bertolak ke China untuk perawatan ia sempat meminta restu, bahkan maaf jika tidak bisa menyampaikan info bencana dengan cepat.
"Jika ada kesalahan mohon dimaafkan."
"Kalau ada tentang bencana [di TV], beliau selalu terdepan dalam menyampaikan informasi bencana," ujar Novi Pratama, warga asal Kalimantan Selatan yang juga pengikut Sutopo di jejaring sosial.
Ikuti laporan terkini lainnya di situs ABC Indonesia disini.