Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo ABC

Pesawat Boeing 737 Silk Air Diparkir di Australia Untuk Hindari Musim Hujan di Singapura

Reporter

Editor

ABC

image-gnews
Iklan

Karena kecelakaan yang terjadi di Indonesia dan Ethiopia, pesawat Boeing 737 MAX sekarang dilarang terbang, dan perusahaan asal Singapura Silk Air memindahkan enam pesawat jenis tersebut ke Australia untuk disimpan guna menghindari musim hujan di sana.

Pesawat pertama Boeing 737 MAX 8 tersebut telah tiba di kawasan gurun di Australia Tengah, Alice Spring untuk disimpan.

Baca Juga:

Badan Penerbangan Sipil Australia (CASA) telah memberikan ijin agar pesawat milik Silk Air tersebut disimpan di bandara Alice Spring guna menghindar dari musim hujan di Singapura yang akan terjadi selama beberapa bulan mendatang.

Pesawat Boeing 737 MAX ini dilarang terbang sejak bulan Maret 2019 setelah terlibat dalam dua kecelakaan fatal.

Pesawat Lion Air jatuh di perairan Laut Jawa tanggal 29 Oktober 2018, sekitar 13 menit setelah lepas landas dari Jakarta menewaskan 189 orang di dalam pesawat tersebut.

A Silk Air Boeing 737 MAX 8 approaches the runway at Alice Springs Airport.
Pesawat Boeing 737 Max 8 sudah dilarang terbang sejak bulan Maret 2019.

Baca Juga:

ABC News: Mitchell Abram

Kurang dari lima bulan kemudian, sebuah pesawat milik Ethiopia Airlines yang terbang dari Addis Ababa ke Nairobi jatuh dan seluruh 149 penumpang dan delapan awak juga tidak ada yang selamat.

Pesawat Boeing 737 MAX milik Silk Air yang mendarat di Alice Springs hari Senin sebelumnya diparkir di bandara Changi Singapura, selama enam bulan terakhir sejak dilarang terbang dari bulan Maret.

Tom Vincent, direktur pelaksana APAS, sebuah perusahaan yang bertanggung jawab menjaga pesawat di Alice Springs mengatakan pesawat MAX 8 ini akan diparkir di sana dalam waktu lama.

"Kondisi cuaca di seluruh Asia tidak cocok untuk penyimpanan pesawat untuk jangka panjang," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Pesawat diparkir di sini, karena kondisi cuaca di Alice Springs, yang sebagian besar memiliki kelembaban yang rendah."

"Ini kondisi yang ideal untuk mempertahankan aset pesawat memperkecil kemugkinan terjadi karat dan masalah lain."

Kompensasi untuk korban Lion Air

Setelah jatuhnya kedua pesawat Boeing 737 MAX tersebut, lebih dari 400 pilot sudah mengajukan class action terhadap Boeing dengan menuduh perusahaan tersebut terlibat dalam usaha menutup-nutupi desain pesawat yang tidak benar.

Boeing sendiri sudah menawarkan pembayaran uang sebesar 144.450 dolar AS (sekitar Rp 2 miliar) kepada masing-masing keluarga korban pesawat jenis ini yang mengalami kecelakaan di Indonesia dan Ethiopia.

Pembayaran ini akan diambilkan dari dana bantuan keuangan senilai 50 juta dolar yang telah diumumkan pada Juli 2019.

Firma hukum di Washington itu akan segera mulai menerima klaim dari pihak keluarga korban.

Dijelaskan bahwa, meski pihak keluarga korban menerima pembayaran Rp 2 miliar ini, bukan berarti hak mereka untuk menggugat ke Boeing telah gugur.

Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada