Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo ABC

Dunia Hari Ini: Badai Topan Noru di Filipina, Ribuan Warga Mengungsi

Reporter

Editor

ABC

image-gnews
Iklan
Warga Iran di Melbourne melakukan unjuk rasa di pusat kota hari Sabtu memprotes meninggalnya Mahsa Amini di Tehran di tahanan polisi moral. (ABC News: Joseph Dunstan)

Semoga akhir pekan Anda menyenangkan dan memberi asupan semangat baru untuk menghadapi pekan ini.

Supaya Anda tidak ketinggalan berita, kami telah merangkum sejumlah peristiwa yang terjadi di berbagai tempat di dunia dalam Dunia Hari Ini, edisi Senin, 26 September 2022.

Ribuan mengungsi karena badai topan di Filipina

Baca Juga:

Badai topan Noru bergerak mendekati pulau utama di Filipina, Luzon, di mana ibu kota Manila berada.

Ribuan orang terpaksa menungsi karena topan ini.

"Topan ini kuat sekali dan kami tinggal di pinggir laut," kata Marilen Yubatan, yang meninggalkan rumahnya di kawasan kumuh di Manila bersama dua putrinya yang masih muda.

Baca Juga:

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr  mengumumkan dihentikannya semua kegiatan pemerintahan dan sekolah di Luzon hari Senin (26/09) hari ini, dan lebih dari 30 penerbangan dari dan ke Bandara Manila telah dibatalkan.

Setelah melewati Filipina hari ini, topan Noru akan bergerak ke Laut China selatan, dan diperkirakan mencapai Vietnam dalam minggu ini.

Protes di Melbourne untuk solidaritas di Iran

Ratusan orang berkumpul di Melbourne sebagai aksi unjuk rasa dan solidaritas akan aksi serupa di Iran setelah seorang perempuan muda Iran tewas di dalam tahanan polisi moral di Tehran.

Mahsa Amini ditahan di Iran minggu lalu karena mengenakan hijab 'secara tidak pantas", dan mengalami koma ketika dalam tahanan dan kemudian meninggal di rumah sakit.

Kematiannya menimbulkan protes besar di Iran yang hingga Sabtu (24/09) telah memakan korban  41 orang tewas.

Selain di Melbourne, aksi yang sama juga digelar di ibu kota Australia, Canberra.

Protes juga sekarang sudah menyebar ke 80 kota di Iran dan di beberapa kota di Eropa, Amerika Serikat, Kanada, dan Amerika Selatan.

Italia akan segera punya perdana menteri perempuan pertamanya?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di Italia, sebuah aliansi partai-partai sayap kanan yang dipimpin oleh Giorgia Meloni dari partai Brothers of Italy kemungkinan besar akan memenangkan kursi mayoritas dalam pemilu.

Media resmi pemerintah RAI mengatakan aliansi partai-partai konservatif yang juga terdiri dari Liga Utara pimpinan Matteo Salvini dan Forza Italia yang dipimpin Silvia Berlusconi menurut hasil exit poll telah meraup sekitar 41 sampai 45 persen total suara.

Jumlah yang cukup untuk menjamin mayritas kursi di DPR dan MPR.

Bila menang, maka Italia akan diperintah oleh partai sayap kanan pertama sejak Perang Dunia II dan Meloni akan menjadi perdana menteri perempuan pertama Italia.

Eropa pertimbangkan pemberian suaka bagi warga Rusia

Pejabat Jerman sudah menyampaikan keinginan mereka untuk membantu warga Rusia yang mencoba menghindari kewajiban mobilisasi tentara yang diinstruksikan Putin.

Prancis juga berbagi sikap yang sama dengan Jerman dan menyerukan adanya solusi bersama Uni Eropa., sementara negara-negara Eropa lainnya belum memberi kepastian.

Sebagian beralasan, suaka tidak seharusnya diberikan bagi mereka yang menghindari mobilisasi tentara.

Rekor dunia lari maraton terpecahkan di Berlin

Pelari Kenya, Eliud Kipchoge, kembali memecahkan rekor lari maraton atas namanya sendiri di salah satu lomba paling bergengsi di dunia, yakni Berlin Marathon di Jerman.

Kipchoge yang berusia 37 tahun mencatat waktu 2 jam 01,09 detik atau 30 detik lebih baik dari waktu yang dibuatnya di Berlin empat tahun lalu.

Ini berarti Kipchoge sudah memenangkan 15 dari 17 lomba maraton yang diikutinya, termasuk dua kali menjadi juara Olimpiade dan 10 gelar lomba besar lainnya.

Kipchoge juga menjadi orang pertama di dunia yang berlari di bawah 2 jam, dengan catatan waktu 01:59:40 dalam lomba sejauh 42,19 km di Wina pada 2019, namun tidak mendapat pengakuan karena bukan dalam pertandingan resmi.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada