Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo ABC

Kesehatan Mental Menjadi Pendorong Utama Ketidakhadiran Siswa di Sekolah Australia

Reporter

Editor

ABC

image-gnews
Iklan
Pihak sekolah mengatakan, mereka mengerti jika Nyx lebih memilih tinggal di rumah. (Supplied: Natasha Coster)

Anak dari Natasha Coster yang berusia 14 tahun, Nyx, dulu suka sekolah, tetapi masalah kesehatan mental membuatnya susah-payah melewati dua pelajaran sehari

Malah kadang-kadang, ia memutuskan untuk tidak pergi ke sekolah sama sekali.

Baca Juga:

"Ketika pergi ke sekolah, ia tidak merasa nyaman masuk ke kelas, jadi ia menghabiskan seluruh waktunya di luar kelas dan duduk-duduk di tangga atau di kantor guru pembimbing, atau dengan staf sekolah," kata Natasha.

"Jika suasana hatinya cukup senang, ia akan duduk di luar kelas sehingga dapat mengikuti kelas, tetapi saat ini, ia tidak senang melakukannya karena banyak siswa lain lewat dan bertanya mengapa ia tidak masuk ke kelas."

Natasha mengatakan guru dan staf pembimbing telah melakukan semua yang mereka bisa lakukan untuk membantunya, tetapi karena sulitnya akses ke perawatan kesehatan mental, bersekolah pun menjadi semakin sulit bagi Nyx.

Baca Juga:

"Pebimbing di sekolah pada dasarnya mengatakan, 'Jika kamu tidak ingin datang ke sekolah, kami sepenuhnya mengerti, tetaplah di rumah'... dan saya pikir pilihan itu yang akan lebih sering diambil," katanya.

"Kesehatan mental untuk remaja dan berusaha menemukan seseorang yang bisa mengerti sangatlah sulit."

Data baru yang dikeluarkan oleh Komisi Produktivitas di Australia menunjukkan, jumlah anak-anak yang tinggal di rumah dan tidak masuk ke kelas di Australia terus meningkat, baik karena kesehatan mental maupun penyakit lainnya.

Tingkat kehadiran sekolah dasar nasional di Australia adalah 87,8 persen pada tahun 2022, turun 4,5 persen dari tahun 2021.

Di sekolah menengah, tingkat kehadiran siswa turun menjadi 84,7 persen atau turun 4,1 persen dari tahun 2021.

Penurunan paling menonjol terjadi di Australia Selatan, di mana angka turun sebesar 4,6 persen, diikuti oleh Victoria (4,5 persen).

Presiden Serikat Pendidikan Australia, Correna Haythorpe, mengatakan penurunan kehadiran di sekolah menjadi lebih terlihat selama dan setelah pandemi COVID-19.

Dia mengatakan masalah ini "berlapis-lapis", tetapi tren penolakan masuk sekolah yang meningkat juga menjadi faktor penyebabnya.

“Tidak ada keraguan bahwa sejak lockdown dan di banyak negara bagian, para guru sudah menyatakan keprihatinan mereka tentang kesejahteraan banyak siswa kami, serta keterpisahan mereka dari sekolah,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kami percaya sangat penting bagi kami untuk memiliki lebih banyak guru pembimbing di sekolah dan pakar kesehatan mental yang profesional di sekolah untuk mendukung siswa dan juga untuk bekerja sama dengan guru, karena guru memerlukan dukungan dalam melayani siswa ini."

Masalah kesehatan mental mendorong ketidakhadiran

Menurut laporan yang diluncurkan tahun lalu, penolakan pergi ke sekolah, yang diberi label "penghindaran sekolah berbasis kecemasan" oleh para ahli, kini sedang meningkat di Australia.

Presiden Asosiasi Kepala Sekolah Menengah Australia, Andrew Pierpoint, mengatakan kesehatan mental adalah pendorong utama ketidakhadiran di sekolah.

"Kasus ketidakhadiran memang selalu ada, tapi saya pikir kesehatan mental membuatnya lebih umum akhir-akhir ini," katanya.

Dia mengatakan guru dan kepala sekolah membutuhkan sumber daya tambahan untuk mendukung siswa, ditambah dengan pendekatan nasional.

"Ini pekerjaan yang sangat besar dan semakin sulit setiap hari," katanya.

"Kami perlu berbicara dengan orang-orang yang sehari-hari terlibat, dan mereka perlu berbicara dengan kami karena kami tahu bagaimana menjalankan sekolah dan program di sekolah, tapi kami tidak tahu bagaimana mendanai sumber daya tambahan."

Correna mengatakan perubahan dalam kehadiran siswa "harus menjadi peringatan" bagi pemerintah negara bagian dan federal.

"Kita harus berdialog dengan komunitas siswa tentang keterlibatan mereka di sekolah," katanya.

"Apakah kita memiliki kurikulum yang mereka butuhkan untuk pembelajaran mereka? Apakah kita memiliki sumber daya yang kita butuhkan untuk mendukung pembelajaran mereka? Itu sangat penting anak-anak kita."

“Kita perlu memiliki program sekolah menengah atas yang kuat sebagai jalur bagi siswa supaya tidak hanya tetap bersekolah tetapi juga di luar sekolah, untuk memastikan bahwa mereka mendapat kesempatan untuk mengikuti pendidikan kejuruan, melanjutkan ke universitas atau ke masuk dunia kerja,” ujarnya.

Diproduksi oleh Hellena Souisa dari artikel ABC News

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada