Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Mauna Loa: Gunungapi aktif terbesar di dunia meletus di Hawaii untuk pertama kalinya dalam kurun 40 tahun

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan

Gunung berapi aktif terbesar di dunia yang berada di Hawaii, Mauna Loa mengalami erupsi untuk pertama kalinya dalam kurun 40 tahun.

Aliran lahar sebagian besar masih terkandung di dalam puncak gunung, akan tetapi warga telah bersiaga. Sebelumnya warga di sekitar gunung juga sudah diperingatkan adanya potensi hujan abu.

Baca Juga:

Layanan Geologi Amerika Serikat (USGS) mengatakan situasinya bisa berubah dengan cepat.

Status gunung berapi ini juga telah ditingkatkan dari "siaga" menjadi "awas" - level tertinggi.

Belum ada perintah evakuasi, dan penduduk yang tinggal di sekitar gunung kemungkinan tidak terkena dampak pada tahap ini, kata pejabat setempat.

Baca Juga:

Mauna Loa, berada di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Berapi Hawaii yang mencakup separuh Pulau Besar di negara bagian AS tersebut.

Gunung berapi ini memiliki ketinggian 13.679 kaki (4.169 meter) di atas permukaan laut, dan memliki luas lebih dari 2.000 mil persegi (5.179 km persegi).

Gunung ini erupsi pukul 23:30 waktu setempat pada MMinggu (09:30 GMT Senin) di Moku'āweoweo, kaldera puncak gunung berapi.

Kaldera adalah cekungan besar yang terbentuk tak lama setelah pengosongan ruang dapur magma dalam erupsi eksplosif gunung berapi.

Erupsi ini merupakan rangkaian dari peringatan sebelumnya bahwa letusan mungkin terjadi setelah adanya rentetan gempa bumi, termasuk puluhan lindu yang dilaporkan pada hari Minggu saja.

Hawaii's Mauna Loa volcano US Geological Survey
Mauna Loa, yang terletak di dalam Taman Nasional Gunung Api Hawaii, meliputi separuh Pulau Besar di negara bagian AS.

Peringatan hujan abu - yang dapat mencemari persediaan air, membunuh tumbuh-tumbuhan, dan membuat iritasi pada paru-paru - diberlakukan semalam untuk penduduk di daerah sekitar gunung, akan tetapi peringatan tersebut sudah dicabut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Berdasarkan peristiwa sebelumnya, tahap awal letusan Mauna Loa bisa sangat dinamis, dan lokasi serta aliran lahar dapat berubah dengan cepat," kata USGS.

Jika letusan berpindah ke luar dinding kaldera puncak, aliran lahar bisa "bergerak cepat menuruni lereng," tambahnya.

Menurut catatan USGS, Mauna Loa sudah meletus sebanyak 33 kali sejak 1843. Letusan terakhir terjadi pada 1984 di mana aliran lahar mengalir dalam jarak 5 mil dari Hilo, kota terpadat di pulau itu.

Namun populasi di Pulau Besar ini meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 1980 menjadi 200.000 jiwa. Badan pertahanan sipil Hawaii telah memperingatkan warganya dapat menghadapi "bencana lahar".

"Aliran lahar ini jarang menimbulkan risiko kematian, tapi ini bisa sangat merusak infrasktruktur," kata Dr Jessica Johnson, ahli geofisika gunung berapi Inggris yang pernah bekerja di Hawaiian Volcano Observatory.

Dia memperingatkan aliran lahar bisa berisiko terhadap Hilo dan Kona (wilayah padat penduduk lainnya), dan menambahkan bahwa gas vulkanik dapat menyebabkan masalah pernapasan bagi penduduk setempat.

Mauna Loa adalah gunung berapi aktif terbesar di dunia. Ada gunung berapi lain yang lebih besar, tapi statusnya sudah tidak aktif lagi. Artinya sudah lama tidak meletus, atau padam, artinya hampir pasti tidak akan meletus di masa mendatang.

Mauna Loa berada dalam satu Pulau Besar bersama dengan Mauna Kea - gunung tertinggi di dunia, jika diukur dari dasarnya yaitu hampir 20.000 kaki di bawah permukaan laut.

Hal terkait yang menarik untuk Anda simak:

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada