Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

All England 2023 : All-Indonesia final berkat laga dramatis Ahsan/Hendra dan Fajar/Rian yang pastikan gelar juara ganda putra

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan

Ganda putra dipastikan menyumbangkan gelar juara setelah terjadi all-Indonesia final All England 2023 di Birmingham, berkat laga dramatis Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan lolosnya Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.

Ahsan/Hendra melakoni laga dramatis dan luar biasa, yang mengharuskan gim penentuan disudahi dengan skor 29-27 saat melawan pasangan China, Liang Wei Keng/Wang Chang, di Birmingham, hari Sabtu (17/03).

Baca Juga:

Gim pertama diambil Ahsan/Hendra dengan 21-15 sementara gim kedua dimenangkan Liang/Wang, 19-21.

Di gim penentuan, kejar-mengejar angka terjadi dengan match point digenggam baik oleh Ahsan/Hendra maupun Liang/Wang.

Pada akhirnya, ketenangan, kesabaran, dan pengalaman membuat the Daddies - julukan bagi Ahsan/Hendra - berhasil menyudahi perlawanan lawan.

Baca Juga:

"Lawan bermain sangat bagus, sangat tidak mudah bagi kami [untuk menang]," ungkap Ahsan.

Di saat-saat kritis, lawan mencoba mengganggu fokus Ahsan/Hendra dengan mencoba mengulur waktu, namun strategi ini tidak berhasil.

"Kami tidak terlalu memikirkan saat lawan coba mengulur-ulur waktu, kami hanya fokus pada komunikasi kami berdua, komunikasi dengan pelatih, mau berbuat apa di poin selanjutnya," sambung Ahsan.

Baca juga:

"Kami tentu tidak tahu siapa yang akan memenangkan pertandingan. Kami hanya berusaha [maksimal] dan alhamdulillah kami bisa menang," kata Ahsan.

Hendra mengatakan keberhasilan mengatasi perlawanan pemain China tak lepas dari fokus sebaik mungkin selama laga berlangsung.

"Tetap harus fokus. Lawan juga tidak mau kalah kan. Karenanya kami fokus poin demi poin," kata Hendra.

Ia juga mengungkapkan di gim ketiga, pelatih mengingatkan untuk mengatur tempo permainan.

"Jangan kencang-kencang terus, karena mereka semakin kita main kencang, mereka malah semakin kencang juga. Jaga dan kontrol emosinya yang penting," katanya.

Jam terbang dan pengalaman untungkan Ahsan/Hendra

Pelatih ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi, mengatakan laga Ahsan/Hendra sungguh seru dan luar biasa.

"Di tengah tekanan yang sangat besar, Ahsan/Hendra bisa mengatasi permainan lawan yang solid. Pengalaman membuat Ahsan/Hendra bisa lebih tenang dan karenanya bisa mengatur permainan dan menempatkan bola dengan lebih akurat," kata Herry.

"Jujur saja, perkiraan saya adalah fifty fifty tadi pas angka-angka kritis. Siapa pun bisa menang. Saya tidak yakin apakah Ahsan/Hendra akan menang, tetapi ada harapan untuk menang karena biasanya Ahsan/Hendra di poin-poin kritis lebih tenang," katanya.

"Ketenangan [Ahsan/Hendra] membuat pasangan China, terutama Liang Wei Keng menjadi panik," kata Herry.

Ia juga menginstruksikan the Daddies untuk lebih banyak memainkan bola datar, bukan mengangkat bola tinggi-tinggi. "Jangan diangkat bolanya, kalau diangkat itu akan menguntungkan lawan smash-nya keras sekali," katanya.

Di partai puncak hari Minggu (19/03), Ahsan/Hendra berhadapan dengan Fajar/Rian, yang relatif mudah menyingkirkan pasangan China, He Ji Ting/Zhou Hao Dong, 21-17 21-19 di babak semifinal.

Fajar/Rian mengaku siap menghadapi the Daddies, sekaligus mengincar gelar juara All England untuk pertama kalinya.

"Ya tentu senang ya bermain dengan sesama pasangan Indonesia, pemain yang legendaris. Mereka ini sangat ulet, bola yang mestinya mati menjadi tidak mati di tangan mereka. Satu poin sangat berarti dan karenanya kami tidak boleh lengah," kata Fajar.

Ahsan/Hendra adalah peraih medali emas Kejuaraan Dunia.

Di All England sudah dua kali juara pada 2014 dan 2019, sementara pada 2022 mereka menempati posisi runner up, kalah dari M. Shohibul Fikri/Bagas Maulana.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di usia yang tidak lagi muda, masing-masing 35 dan 38 tahun, Ahsan/Hendra masih bertahan di level elite dunia.Rehan/Lisa kembali tampilkan permainan luar biasa

Ganda campuran Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati kembali menampilkan permainan yang luar biasa saat terjun di babak semifinal.

Menghadapi unggulan teratas dari China, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong, Rehan/Lisa tampil tanpa beban dan sangat merepotkan lawan.

Permainan net yang rapi dipadu dengan pertahan yang solid membuat Zheng/Huang kewalahan. Hanya pengalaman dan jam terbang yang jauh lebih tinggi yang membuat pasangan China akhirnya memetik kemenangan 17-21 21-13 13-21.

Lisa mengatakan permainan yang heroik tak lepas dari persiapan yang matang.

"Sebelumnya kami pernah bertemu di India Open, [dari situ] kami evaluasi permainan dengan menguatkan pertahanan karena mereka mainnya menyerang terus, menekan terus jadi antisipasinya memperkuat pertahanan," kata Lisa.

"[Secara umum] senang dengan penampilan kami di turnamen ini namun sayang sekali [kami terhenti, padahal] tinggal selangkah lagi untuk ke final, karena kami mau buktikan bahwa kami bisa," imbuh Lisa.

Rehan mengatakan kunci membuat repot Zheng/Huang adalah dengan bermain habis-habisan.

"Pokoknya tadi kami mau main all-out, usaha terus. Sebelum bola jatuh ke lantai berarti belum berakhir. Kemana saja kami kejar, usaha terus pokoknya," kata Rehan.

Baik Rehan maupun Lisa mengatakan banyak belajar dari turnamen All England 2023.

Misalnya belajar untuk tenang meski dalam tekanan. "Bagaimana caranya saat tertekan bisa tetap sabar lalu balik menekan lawan," kata Rehan.

"Kami belajar satu hal dari mereka yaitu bagaimana terus menjaga fokus sepanjang pertandingan. Mereka rapat sekali permainannya, menekan terus dan tidak ada celahnya, fokusnya kuat sekali," kata Lisa.

Permainan yang ulet ini dipuji oleh Zheng.

"Kali ini serve mereka bagus. Pertahanannya sangat solid. Mereka juga determinasi yang tinggi," kata Zheng.

Ini adalah untuk kedua kalinya Rehan/Lisa tampil cantik.

Di babak perempat final, setelah tertinggal cukup jauh, Rehan/Lisa bisa menyusul, membalikkan keadaan dan akhirnya menang saat menghadapi Kyohei Yamashita/Naru Shinoya, 21-19 15-21 21-19.

Laga final All England 2023:

Tunggal putra: Shi Yu Qi vs Li Shi Feng

Tunggal putri: An Se Young vs Chen Yu Fei

Ganda putra: Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan vs Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto

Ganda putri: Kim So Yeong/Kong Hee Yong/Baek Ha Na/Lee So Hee

Ganda campuran: Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong vs Seo Seung Jae/Chae Yu Jung

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada