Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Kecelakaan kereta di India: Kenapa kereta di sana sering keluar jalur?

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
Kecelakaan kereta di India AFP
Setidaknya 261 orang tewas dan 1000 orang terluka dalam kecelakaan kereta hari Jumat (02/06).

Ada banyak pertanyaan yang belum terjawab tentang penyebab pasti tabrakan tiga kereta api di India pada hari Jumat sore yang mengakibatkan setidaknya 261 orang tewas dan 1000 orang luka-luka.

Dua kereta ekspres yang membawa penumpang dan sebuah kereta barang terlibat dalam "kecelakaan tripartit" di dekat satu stasiun kecil di negara bagian Odisha, India timur, menurut berbagai laporan media. Satu kereta penumpang menabrak kereta barang yang sedang diam, dan gerbongnya berbalik ke rel ketiga, mengakibatkan kereta penumpang lainnya keluar rel. Laporan awal mengindikasikan kecelakaan tersebut adalah akibat kegagalan sinyal.

Baca juga:

Hanya penyelidikan komprehensif yang akan membantu mengungkap kebenaran di balik insiden tersebut. Namun, ia telah kembali menimbulkan kekhawatiran mengenai keamanan kereta api di India.

Sistem perkeretaapian India, terkenal sebagai salah satu yang terbesar di dunia, mengangkut lebih dari 25 juta penumpang setiap tahun melintasi jaringan rel dengan panjang lebih dari 100.000km di seluruh negeri. Sekitar 5.200km rel baru dipasang tahun lalu, menurut Menteri Perkeretaapian Ashwini Vaishnaw. Juga 8.000 rel dipebarui setiap tahun, kata sang menteri.

Vaishnaw baru-baru ini mengungkapkan dalam sebuah wawancara bahwa sebagian besar trek sedang mengalami pemutakhiran untuk mengakomodasi kereta berkecepatan hingga 100km/jam, sebagian besar sedang disesuaikan untuk kecepatan hingga 130km/jam, dan satu segmen yang cukup panjang sedang disesuaikan untuk kereta berkecepatan tinggi hingga 160km/jam.

Baca juga:

Jelas, ini adalah bagian dari rencana pemerintah untuk mengoperasikan kereta cepat di seluruh negeri - jalur berkecepatan tinggi sedang dibangun antara ibu kota finansial Mumbai dan kota Ahmedabad.

Namun, tergelincir keluar jalur atau derailment terus menjadi "momok bagi kereta api", kata mantan kepala Dewan Kereta Api, Vivek Sahai. Kereta bisa keluar jalur karena berbagai alasan — "relnya bisa kurang terawat, ada kerusakan di gerbong, dan bisa jadi ada kesalahan dalam mengemudikannya".

Tabrakan kereta api di India Reuters
Kereta Coromandel Express tergelincir dan terbalik ke rel sebelahnya ketika ia ditabrak oleh kereta lain yang sedang melaju.

Laporan keselamatan kereta api pemerintah untuk 2019-2020 menemukan bahwa tergelincir keluar jalur menjadi penyebab 70% kecelakaan kereta api, naik dari 68% pada tahun sebelumnya. (Kebakaran dan tabrakan menjadi penyebab terbanyak berikutnya, masing-masing menyumbang 14% dan 8% dari total kecelakaan).

Menurut hitungan laporan tersebut, terjadi 40 insiden keluar jalur - 33 kereta penumpang dan tujuh kereta barang - selama tahun yang diamati. Dari jumlah tersebut, 17 insiden disebabkan oleh "cacat" pada rel — ini bisa termasuk retak dan rel terbenam ke dalam tanah (subsiden).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hanya sembilan insiden keluar jalur yang disebabkan oleh cacat pada kereta api - mesin, gerbong, lokomotif - menurut laporan tersebut.

Rel kereta api, terbuat dari logam, mengalami ekspansi selama bulan-bulan musim panas dan kontraksi pada musim dingin karena fluktuasi suhu. Mereka membutuhkan perawatan rutin - mengencangkan komponen rel yang longgar, mengganti bantalan serta melumasi dan menyesuaikan sakelar, dan lain-lain. Pemeriksaan lintasan tersebut dilakukan dengan berjalan kaki, troli, lokomotif, dan kendaraan belakang.

Perusahaan kereta api India merekomendasikan agar mesin kereta ukur atau track recording car dengan cermat mengevaluasi integritas struktural dan geometris rel yang dirancang untuk menunjang kecepatan mulai dari 110km/jam hingga 130km/jam setidaknya sekali setiap tiga bulan.

Sebuah laporan tentang penggelinciran oleh auditor pemerintah federal antara April 2017 dan Maret 2021 mencantumkan beberapa temuan yang mengkhawatirkan:

  • Terdapat kekurangan berkisar dari "30% hingga 100% dalam inspeksi" oleh kereta ukur yang ditugaskan untuk menilai kondisi struktural dan geometri rel, kata laporan tersebut
  • Studi terhadap 1.129 laporan investigasi kecelakaan keluar jalur menemukan bahwa ada dua lusin "faktor yang bertanggung jawab"
  • Alasan paling sering untuk kereta keluar jalur terkait dengan perawatan rel (171 kasus), diikuti dengan "penyimpangan parameter rel di luar batas yang diizinkan"
  • Lebih dari 180 kasus kereta keluar jalur diakibatkan kesalahan mekanik. Lebih dari sepertiganya adalah akibat kerusakan pada gerbong dan lokomotif
  • "Cara mengemudi yang buruk dan mengemudi terlalu cepat" adalah faktor lainnya yang banyak menyebabkan kereta keluar jalur

Hanya penyelidikan yang dapat mengungkap penyebab Coromandel Express tergelincir. Banyak yang bicara tentang perangkat anti tabrakan yang akan dipasangan di kereta-kereta India, tapi sistem ini baru dipasang di dua rute utama - Delhi-Kolkata dan Delhi-Mumbai - menurut seorang pejabat kereta api.

Tabrakan kereta di Bengal Barat India Getty Images
Pada 2010 lebih dari 150 orang tewas ketika kereta penumpang tergelincir dan menabrak kereta barang di Bengal Barat.

Pada tahun 2010 lebih dari 150 orang tewas ketika sebuah kereta penumpang tergelincir dan bertabrakan dengan kereta barang di Benggala Barat. Penyelidik mengatakan kelompok pemberontak Maois menyabotase rel yang menyebabkan kereta penumpang Kolkata-Mumbai tergelincir, melemparkan lima gerbongnya ke jalur kereta barang. Belum ada tanda-tanda sabotase dalam kecelakaan hari Jumat.

Menurut perusahaan kereta api, ada 34 "kecelakaan kereta api konsekuensial" - tabrakan, tergelincir, kebakaran atau ledakan di kereta api, tabrakan kendaraan di jalan dengan kereta api di perlintasan - selama 2021-2022, naik dari 27 kecelakaan pada tahun sebelumnya. Surat kabar The Hindu melaporkan pada 31 Mei bahwa jumlah kecelakaan tersebut telah meningkat menjadi 48 selama 2022-2023.

Laporan tersebut mengatakan otoritas kereta api khawatir tentang meningkatnya kecelakaan, dan meminta manajer senior mereka untuk "secara kriis menganalisis jam kerja pegawai yang panjang, terutama di wilayah operasi Pantai Timur dan Tenggara Pusat, dan segera mengambil tindakan korektif". Lokasi kecelakaan pada Jumat sore terjadi di wilayah operasi Pantai Timur.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada