Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Jelang lawatan Mohammed bin Salman, Arab Saudi berjanji bantu atasi ketegangan India-Pakistan

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
Putra Mahkota Mohammed bin Salman atau MBS sedang melakukan lawatan ke Asia. EPA
Putra Mahkota Mohammed bin Salman atau MBS melakukan lawatan ke Asia.

Arab Saudi menyatakan akan berusaha mengurangi ketegangan antara India dan Pakistan, menjelang kedatangan Putra Mahkota Mohammed bin Salman di Delhi.

Pangeran yang dikenal dengan nama MBS itu sedang mengunjungi Asia dan baru saja melawat ke Pakistan sebelum ke India pada Selasa (19/02).

Baca Juga:

Permusuhan antara Delhi dan Islamabad muncul kembali minggu lalu, setelah bom bunuh diri meledak di wilayah Kashmir yang dikuasai India yang menewaskan paling tidak 40 polisi paramiliter.

Selain dikuasai India, sebagian wilayah Kashmir lainnya dikuasai Pakistan. Baik India maupun Pakistan mengklaim seluruh Kashmir, yang penduduknya mayoritas Muslim, sebagai wilayahnya meskipun masing-masing hanya menguasai sebagian wilayah itu.

Kelompok militan di Pakistan, Jaish-e-Mohammad, mengatakan berada di belakang serangan itu.

Baca Juga:

Pakistan menyangkal berperan dalam pengeboman, tetapi India menuduh negara itu terlibat dan bersumpah akan mengasingkan negara tetangganya tersebut di dunia.

Ketika berbicara pada hari Senin (18/02) Menteri Luar Negeri Saudi, Adel al-Jubeir mengatakan tujuan negara Arab Saudi adalah untuk "mencoba mengurangi ketegangan antara kedua negara dan melihat apakah terdapat jalan di masa depan untuk mengatasi perbedaan dengan damai."

Delhi menerapkan sejumlah kebijakan ekonomi terhadap Islamabad, termasuk mencabut status dagang Most Favoured Nation dan meningkatkan bea masuk sampai 200%.

Serangan menimbulkan dukacita dan juga kemarahan terhadap Pakistan. EPA
Serangan menimbulkan kesedihan mendalam dan juga kemarahan terhadap Pakistan.

Pada hari Selasa, menteri luar negeri Pakistan meminta PBB untuk membantu mengatasi permusuhan.

"Karena gentingnya keadaan, saya meminta perhatian pada memburuknya keadaan keamanan di kawasan kami karena ancaman penggunaan kekerasan terhadap Pakistan oleh India," demikian Menteri Luar Negeri Shah Mahmood Qureshi menulis kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, dan menambahkan PBB "harus campur tangan untuk mengatasi ketegangan".

Suntikan dana US$20 miliar dari Saudi

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pakistan sedang menghadapi masalah keuangan dan lewat kunjungannya putra mahkota menjanjikan investasi yang sangat dibutuhkan senilai US$20 miliar atau Rp282 triliun.

Dengan cadangan dana yang tersisa hanya US$8 miliar atau Rp112 triliun, Perdana Menteri Imran Khan berusaha mencari bantuan dari negara sahabat untuk mengurangi paket penyelamatan yang negara itu kemungkinan perlukan dari Dana Moneter Internasional (IMF) dengan persyaratan ketat.

Negara tersebut berusaha mendapat bantuan ke-13 sejak akhir tahun 1980-an dan Arab Saudi sudah memberikan pinjaman senilai US$6 miliar atau Rp84 triliun.

https://twitter.com/SMQureshiPTI/status/1097393430903300096

Kesepakatan pembebasan tahanan

Setelah permintaan pribadi kepada Putra Mahkota, Arab Saudi juga mengatakan akan membebaskan sekitar 2.107 tahanan Pakistan sebagai bagian dari peningkatan hubungan baik.

Para tahanan kebanyakan adalah pekerja migran yang ditahan tanpa atau nyaris tanpa proses hukum - ini adalah masalah peka antara Islamabad dan Riyadh.

Banyak pekerja Pakistan bekerja dalam bidang konstruksi di Timur Tengah atau bekerja sebagai ART. Penghasilan mereka yang dikirim ke Pakistan sangatlah penting untuk ekonomi negara itu.

Islamabad memberikan penghargaan tertinggi untuk warga sipil, Order of Pakistan, kepada Pangeran Mohammed bin Salman. Penghargaan diberikan meskipun terdapat kecaman dunia terhadap Arab Saudi terkait dengan pembunuhan wartawan veteran Jamal Khashoggi, di konsulat Saudi di Turki tahun lalu.

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada