Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memerintahkan penjara Guantanamo di Kuba tetap dibuka saat dia menyampaikan pidato kenegaraan pertama pada Selasa (30/01) malam.
"Saya baru menandatangani surat perintah yang menginstruksikan Menteri (Pertahanan) (James) Mattis...untuk meninjau kembali kebijakan penahanan militer dan tetap membuka fasilitas penahanan di Teluk Guantanamo," cetus Trump.
Kebijakan ini kebalikan dengan keputusan Barack Obama saat pertama menjabat presiden.
Di hadapan para anggota Kongres yang didominasi Partai Republik, dia mengatakan: "Inilah waktu terbaik untuk mulai menjalani mimpi Amerika".
Trump juga menyatakan pemerintahannya sedang "membangun Amerika yang aman, kuat, dan bangga".
- Apa dampak penghentian layanan publik AS pada perekonomian Indonesia?
- 'Shutdown' berakhir dan Amerika normal lagi, tapi siapa menang siapa kalah dan untuk berapa lama?
- Apakah Trump mengalami gangguan jiwa sehingga bisa dilengserkan?
Dalam kaitannya dengan membangun, Trump meminta Partai Republik dan Partai Demokrat untuk bersatu demi menciptakan "infrastruktur yang aman, cepat, bisa diandalkan, dan modern yang diperlukan ekonomi".
Berkenaan dengan itu, dia menyeru kepada Kongres agar menciptakan undang-undang yang bisa mengucurkan dana infrastruktur sebesar US$1,5 triliun.
Beragam klaim
Trump juga mengklaim sejumlah pencapaian selama setahun pemerintahannya.
"Sejak pemilihan umum, kami telah menciptakan 2,4 juta pekerjaan baru, termasuk 200.000 pekerjaan baru di sektor manufaktur saja," ujarnya.
Klaim itu didukung data Biro Statistik yang menyebut jumlah pekerjaan baru di AS sejak November 2016 (Trump menang pilpres 8 November dan dilantik pada 20 Januari 2017) mencapai 2,37 juta posisi.
Kemudian pada 2017, Biro Statistik Buruh mencatat pekerjaan baru di sektor manufaktur berjumlah 196.000 posisi.
Soal pajak, Trump mengklaim telah melakukan "pemangkasan pajak dan reformasi terbesar sepanjang sejarah Amerika".
Benarkah demikian?
Laman Politifact menyebut klaim itu tidak benar.
Mengutip statistik Departemen Keuangan, sedikitnya satu pemangkasan pajak pada 2013 saat Barack Obama menjabat presiden lebih besar dari segi nilai nominalnya.
Adapun dari segi Produk Domestik Bruto, enam pemangkasan pajak lainnya diprediksi punya dampak lebih besar.