Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo BBC

Trump peringatkan Israel: Pemukiman Yahudi memperumit perdamaian dengan Palestina

Reporter

Editor

BBC

image-gnews
Iklan
Donald Trump AFP
Presiden AS Donald Trump pesimistis pada proses perdamaian antara Israel dan Palestina.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menilai pemukiman Yahudi yang dibangun Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur berpotensi mempersulit proses perdamaian negara itu dengan Palestina.

Trump mendesak Israel untuk bersikap 'seksama' soal pemukiman.

Baca Juga:

Kepada surat kabar konservatif Israel, Yisrael Hayom, ia mengaku tidak yakin, baik Palestina maupun Israel siap memulai perdamaian.

Pernyataan Trump itu dimuat dalam Yisrael Hayom edisi Ahad kemarin, setelah Desember lalu ia memicu kemarahan Palestina karena kebijakan AS menyebut Yerusalem Timur sebagai ibu kota Israel.

Presiden ke-45 AS itu mengancam membekukan bantuan kemanusiaan jika Palestina menolak perundingan damai dengan Israel.

Baca Juga:

Ketika Pemimpin Redaksi Yisrael Hayom, Boaz Bismouth, menanyakan rencana AS mengeluarkan skema perdamaian AS-Palestina, Trump berkata, "Kami terus memantau perkembangan yang terjadi."

"Saat ini masyarakat Palestina belum ingin berdamai, mereka belum menuju ke arah itu," ujar Trump.

"Sementara Israel, saya pun tidak yakin mereka tertarik menggelar perdamaian. Jadi AS akan menunggu sembari melihat yang akan terjadi," tambahnya.

Tepi Barat Getty Images
Pemukiman Yahudi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur selama ini menjadi penghalang proses perdamaian Palestina dan Israel.

Ketika ditanya apakah AS menyertakan pemukiman Israel dalam rencana perdamaian itu, Trump berkata, "Kami akan terus membicarakannya."

"Pemukiman penduduk itu sangat dan akan terus memperkusut proses perdamaian. Jadi saya menilai Israel harus sangat berhati-hati dengan program pemukiman," ucapnya.

Selama ini preside Trump justru dianggap mendukung program pemukiman Israel. Beberapa saat setelah terpilih, namun belum dilantik, ia mengecam pemerintah Obama yang bersikap abstain dalam resolusi PBB yang mengecam pembangunan pemukiman Israel.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lebih dari 600 ribu orang tinggal di sekitar 140 pemukiman yang dibangun sejak pendudukan Israel atas Tepi Barat dan Yerusalem Timur pada tahun 1967.

Merujuk hukum internasional, program pembangunan desa dan rumah-rumah itu ilegal, walaupun Israel menyangkalnya.

Dalam wawancara itu, Trump menyebut pengakuan AS terhadap Yerusalem Timur sebagai ibu kota Israel merupakan hal paling menonjol selama satu tahun pertama pemerintahannya.

"Saya kira Yerusalem adalah hal besar dan penting," ujarnya.

"Memiliki ibu kota sekaliber Yerusalem merupakan ihwal yang sangat esensial bagi banyak orang. Pengakuan itu adalah ikrar sangat strategis yang saya buat dan saya telah memenuhinya," tutur Trump.

Yerusalem Timur Getty Images
Israel memiliki tembok perbatasan di ujung pemukiman mereka di Yerusalem Timur.

Israel mengklaim seluruh Yerusalem sebagai ibu kota mereka. Padahal Palestina berencana menjadikan kota yang diduduki Israel dalam Perang Timur Tengah tahun 1967 itu sebagai ibu kota negara mereka.

Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, menyatakan tidak akan lagi menerima AS sebagai mediator perdamaian negaranya dengan Israel, karena pengakuan mereka terhadap Yerusalem sebagai ibukota Israel.

Januari lalu, PBB menyinggung kebijakan AS menunda pencairan lebih dari setengah bantuan kemanusiaan untuk UNRWA, lembaga di bawah PBB yang menangani pengungsi Palestina.

Pemerintah AS menyebut akan menyerahkan dana sebesar US$60 juta atau Rp817 miliar yang sudah mereka anggarkan untuk UNRWA.

Meski demikian, AS menyatakan masih menahan dana senilai US$65 juta Rp884 miliar yang baru akan mereka cairkan jika UNRWA melakukan 'reformasi.'

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada