Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo DW

Sementara Dunia Dicekam Pandemi, Bisnis Jet Pribadi Justru Makin Marak

Reporter

Editor

dw

image-gnews
Sementara Dunia Dicekam Pandemi, Bisnis Jet Pribadi Justru Makin Marak
Iklan

Jet pribadi dapat membuat mereka yang memiliki cukup uang jadi ketagihan. Sekali mencoba, orang terus ingin menggunakannya. Karena dengan jet pribadi orang tidak harus berdiri di antrean panjang pemeriksaan keamanan atau pengambilan koper. Selama beberapa dekade, jet pribadi mejadi simbol status tertinggi para superkaya. Sekarang situasinya mulai berubah. Pasar jet pribadi makin luas.

Sejak awal pandemi, lebih banyak penumpang yang tertarik menyewa jet khusus, besar atau kecil, demi kenyamanan dan keamanan dari virus. Dengan jet pribadi, orang tidak perlu berbagi tempat dengan penumpang atau pelancong lain, dan bisa pergi ke banyak tempat lain yang tidak dicapai oleh penerbangan komersial.

Baca Juga:

Ketika banyak negara menutup perbatasannya untuk penerbangan komersial karena khawatir varian corona, jet pribadi hampir selalu akan diizinkan masuk. Karena itu, bakal makin banyak miliarder yang bepergian dengan menyewa atau membeli jet pribadi.

Lonjakan penyewaan jet pribadi

Yang bertambah secara signifikan sebenarnya bukan pemilik jet pribadi, melainkan mereka yang ingin menyewa. Perusahaan terbesar penyewaan jet pribadi, NetJets, sekarang memiliki armada beragam dengan lebih 760 pesawat untuk kapasitas enam hingga 14 penumpang. Net Jets saat ini menjadi operator pesawat terbesar di dunia.

Perusahaan itu menawarkan berbagai program berlangganan prabayar, yang menjamin jumlah jam terbang tertentu, atau ada juga opsi untuk membeli jet secara patungan. Program yang paling laku adalah penyewaan untuk satu kali terbang atau model leasing.

Baca Juga:

Tahun ini, jam terbang jet pribadi diperkirakan naik hampir 50% dibanding tahun 2020, menurut Global Business Aviation Outlook terbaru yang baru saja dirilis bulan Oktober lalu oleh Honeywell Aerospace.

Pasar jet pribadi dalam persaingan ketat

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sekitar 90% operator jet bisnis melaporkan bahwa rencana pembelian mereka tidak terkena dampak negatif dari pandemi yang sedang berlangsung saat ini. Hampir tidak ada pembatalan pesanan yang terjadi. Analis industri penerbangan JETNET iQ memperkirakan, angka penjualan akan melonjak dalam waktu dekat.

Seperti di masa lalu, pasar Amerika Utara yang memainkan peran besar dalam industri ini. Honeywell memperkirakan bahwa sekitar 63% dari permintaan seluruh dunia untuk jet bisnis datang dari operator di Amerika Utara selama lima tahun ke depan. Eropa diperkirakan hanya mencapai 16%, dan kawasan Asia Pasifik sekitar 12%.

Tapi persaingan bisnis di sektor ini makin ketat, terbukti dengan banyaknya operator jet bisnis yang juga membeli pesawat bekas. Karena produsen pesawat tidak mampu memenuhi permintaan terhadap jet pribadi secepat itu. Karena permintaan tinggi, harga pesawat naik sementara suplai pesawat baru makin tersendat.

Sementara perusahaan penerbangan komersial masih berjuang menghadapi pandemi yang menghantam bisnisnya, operator jet pribadi merencakan memperluas armadanya sampai 28% dengan jet bekas selama lima tahun ke depan. Secara keseluruhan, 65% pelaku bisnis penyewaan jet berharap untuk mengoperasikan jet bisnis mereka lebih banyak di tahun mendatang.

hp/yp

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada