Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Logo DW

Umumkan Darurat Kekeringan, Cina Berupaya Selamatkan Hasil Panen

Reporter

Editor

dw

image-gnews
Umumkan Darurat Kekeringan, Cina Berupaya Selamatkan Hasil Panen
Iklan

Peringatan tersebut diterbitkan pada Kamis (18/8) malam oleh otoritas Beijing, menyusul kekeringan ekstrem yang melanda wilayah Sichuan di Delta Yangtse sejak beberapa pekan terakhir. Pemerintah mengindikasikan perubahan iklim sebagai faktor utama penyebab kemarau panjang di Cina. "Alarm kuning" nasional yang dikeluarkan pemerintah merupakan tanda bahaya level ketiga.

Saat ini level air di salah satu danau penampungan terbesar di Cina di Provinsi Jiangxi, dikabarkan sudah menyusut menjadi tinggal sepertiganya, lapor kantor berita Xinhua. Sebanyak 66 sungai di Chongqing, barat daya Cina, juga telah mengering sepenuhnya, lapor CCTV.

Baca Juga:

Curah hujan di Chongqing tahun ini berkurang sebanyak 60 persen dibandingkan masa normal. Kondisi tanah di sejumlah distrik saat ini sedemikian kering, sehingga tidak lagi layak tanam.

Selasa (16/8) lalu, Distrik Beibei di utara Chongqing dilanda gelombang panas dengan suhu udara mencapai 45 derajat Celcius. Chongqing, yang dikenal berhawa panas, mencatat enam dari 10 temperatur udara tertinggi, Jumat (12/8) silam, ketika suhu mencapai 39 derajat Celcius. Pada saat yang sama, kota Shanghai dilanda suhu 37 derajat Celcius.

Pemerintah Chongqing dikabarkan kewalahan menghadapi kebakaran hutan yang mengamuk di berbagai tempat. Adapun suhu udara yang tinggi menimbulkan banyak korban sengatan panas.

Baca Juga:

Sementara itu, penduduk di Distrik Fuling mendapat kabar akan dikenakan pemadaman bergilir lantaran "bahaya keamanan serius" jika melanjutkan produksi dalam kapasitas normal. Biro Pertanian Chongqing menugaskan tim pakar untuk melindungi hasil panen dan berniat memajukan musim tanam untuk mengimbangi kerusakan panen.

Ancaman ketahanan pangan

Kementerian Sumber Daya Air saat ini sudah memerintahkan kawasan pertanian untuk menyusun rencana pembagian air yang lebih efisien. Menurut data Kementerian Darurat Cina, suhu panas selama bulan Juli menimbulkan kerugian ekonomi senilai USD 400 juta, yang berdampak terhadap 5,5 juta orang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada Jumat (19/8), Pusat Meteorologi Nasional Cina (NMC) kembali menerbitkan peringatan bahaya suhu panas, setelah sebelumnya mengeluarkan peringatan serupa 30 hari selama berturut-turut. Menurut prediksi pemerintah, gelombang panas baru akan mereda pada 26 Agustus mendatang.

Lembaga meteorologi Cina melaporkan kawasan seluas 4,5 juta kilometer persegi dilanda temperatur udara di atas 35 derajat Celcius selama sebulan terakhir. Jumlah tersebut mewakili separuh dari wilayah teritorial Cina.

Menguasai sumber air sejak lama merupakan tugas terbesar pemerintah Cina untuk mengamankan suplai pangan. Padi dan jenis tanaman basah lain saat ini sedang memasuki "periode kritis" terkait irigasi, kata Liu Weiping, Wakil Menteri Sumber Daya Air Cina, Kamis (18/8).

Dia mengatakan sekitar 820.000 hektar lahan pertanian di basin Sungai Yangtse, sudah mengalami kerusakan. Kondisi ini berdampak pada ketahanan pangan 830.000 penduduk dan kelangsungan hidup sekitar 160.000 hewan ternak.

rzn/hp (rtr,afp)

Iklan

Berita Selanjutnya

1 Januari 1970


Artikel Terkait

    Berita terkait tidak ada



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berita terkait tidak ada