Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

1.632 Balita di Yogyakarta Kurang Gizi

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Yogyakarta:Sedikitnya 1.632 balita di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami penyakit kekurangan gizi Yogyakarta. "Itu hanya sekitar tiga persen balita yang berada di bawah garis merah. Sebagian besar meraka berada di daerah pesisir terutama di Kabupaten Gunungkidul,"kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DIY, dr Bondan Agus Suryanto, saat mendampingi Menkes dr Siti Fadilah Supari di Yogyakarta, Jumat (27/5).Menurut Bondan, penyebab kekurangan gizi yang dialami ribuan balita di DIY adalah faktor ketahanan pangan pada keluarga balita tersebut yang sangat kurang. Sehingga, asupan gizi yang diberikan kepada bayi tersebut juga sangat minim. "Kondisi sekarang, sebenarnya sudah cukup bagus. Pada tahun 1997 hingga 1998, saat krisis dulu, di DIY sempat ada penderita busung lapar,"kata Bondan.Menurut Kepala Bidang Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan DIY, dokter Nanis Budiningsih, sebenarnya di semua kabupaten/kota di DIY terdapat bayi yang menderita kekurangan gizi. Di Gunungkidul, bayi yang kekurangan gizi sebanyak 1,63 persen dari total bayi yang ada. Di Kabupaten Kulonprogo, lanjut dia, bayi yang mengalami kondisi gizi buruk sebesar 1,39 persen.Masalah kekurangan gizi yang dialami balita di DIY tidak hanya disebabkan karena kurang makanan saja. Tetapi juga bisa disebabkan karena balita tersebut menderita sakit yang berkepanjangan sehingga asupan makanan sangat kurang. Berdasarkan data yang ada, yang benar-benar kurang gizi akibat kurang makan hanya 20 persen dari 1.632 balita tersebut. Selebihnya, karena sakit, cacat bawaan dan karena berat badan balita yang cukup rendah saat dilahirkan.Untuk mengatasi kekurangan gizi bayi di DIY, tahun 2005 ini Dinkes DIY mengalokasikan anggaran sebesar Rp 1,25 milyar dari APBD DIY dan APBN. Dari dana tersebut, Rp 400 juta digunakan untuk program makanan tambahan dan Rp 500 juta untuk program pemberian susu pengganti ASI bagi balita. Menurut Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, pemerintah menganggarkan dana Rp 150 milyar untuk perbaikan gizi bagi seluruh wilayah yang terkena wabah penyakit busung lapar. Kasus yang terjadi di Nusa Tengara Barat, sebenarnya juga terjadi di sejumlah daerah lain di Indonesia. "Masalah lapar, sebenarnya bidangnya Departemen Sosial. Tapi akibat dari lapar itu, Departemen Kesehatan juga harus ikut bertanggung jawab karena ternyata banyak balita yang sakit. Untuk menangani buyung lapar yang sudah masuk KLB ini, memang harus melibatkan multi departemen tidak bisa hanya Depsos atau Depkes saja,"kata Fadilah Supari.Syaiful Amin
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

2 hari lalu

Foto handout yang disediakan oleh Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS) menunjukkan desa Laingpatehi setelah letusan Gunung Ruang, di Sulawesi Utara, Indonesia, 19 April 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM melaporkan Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, meletus pada 16 April malam. Akibat letusan Gunung Ruang, 272 KK atau sekitar 828 jiwa dievakuasi. EPA-EFE/BASARNAS
Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.


Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

2 hari lalu

Upaya evakuasi dan penyelamatan korban banjir di Musirawas Utara, Sumatra Selatan. Foto Dokumentasi Basarnas Palembang
Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.


Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

12 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.


Cegah Penularan Flu Singapura, Hindari Cium dan Pegang Balita Saat Silaturahmi Keluarga

19 hari lalu

Ilustrasi balita bantu orang tua. Foto : Fatherly
Cegah Penularan Flu Singapura, Hindari Cium dan Pegang Balita Saat Silaturahmi Keluarga

Orang dewasa harus menghindari mencium balita ketika berkumpul bersama keluarga di momen Lebaran demi mencegah anak tertular flu singapura.


Bawa Balita saat Mudik? Perhatian Tips Ini Demi Kesehatannya

19 hari lalu

Ilustrasi balita mudik. shutterstock.com
Bawa Balita saat Mudik? Perhatian Tips Ini Demi Kesehatannya

Pakar kesehatan mengingatkan orang tua untuk memperhatikan daya tahan tubuh balita saat mudik mengingat kondisi cuaca yang sedang tak baik.


3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

29 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?


Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

30 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.


Pemprov Sumut Anggarkan Rp 370 Miliar untuk Turunkan Stunting

36 hari lalu

Ilustrasi pencegahan stunting/ Indofood
Pemprov Sumut Anggarkan Rp 370 Miliar untuk Turunkan Stunting

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) anggarkan Rp 370 miliar untuk turunkan stunting.


Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

49 hari lalu

Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan IMERI-FKUI. Kredit: FKUI
Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.


Balita di Tangerang Diduga Jadi Korban Kekerasan, Ada Luka di Mata dan Gigitan di Sekujur Tubuh

58 hari lalu

Ilustrasi kekerasan. shutterstock.com
Balita di Tangerang Diduga Jadi Korban Kekerasan, Ada Luka di Mata dan Gigitan di Sekujur Tubuh

Polresta Tangerang tengah menyelidiki dugaan kekerasan yang dialami balita berusia 4 tahun itu.