Iklan
TEMPO Interaktif, Rembang:Nasib 22 nelayan transmigran asal Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, yang ditempatkan di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, terkatung- katung.Hingga kemarin mereka belum diizinkan melaut tanpa alasan jelas. Padahal mereka sudah memperoleh berbagai alat tangkap. "Untuk bisa bertahan hidup, mereka terpaksa menggantungkan hidup dengan menjadi buruh serabutan di tempat budidaya rumput laut," ujar Karli, Kepala Desa Tlogo Tunggal, Rembang, tempat asal para nelayan, yang selama ini menjadi penghubung para nelayan transmigran dengan keluarganya di desa.Para nelayan Rembang itu berangkat transmigrasi ke Sulawesi Selatan sejak 8 Mei lalu. Setelah tiba di sana, mereka mendapatkan perlengkapan melaut dan rumah tinggal. Tapi, untuk segera melaut mereka belum diizinkan pihak pemerintah setempat. Selama mereka menganggur, pihak pemerintah setempat tidak memberikan biaya hidup. Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Rembang, Ir Wartono, mengatakan kemungkinan penyebab mereka belum bisa melaut terbentur belum dimilikinya Surat Kecakapan Kapal untuk jarak 60 mil, sebagai persyaratan nelayan untuk melaut. Fungsi surat itu semacam SIM bagi pengemudi kendaraan di darat."Jika mereka melaut dan tertangkap petugas tanpa surat itu bisa dihukum," ujar Wartono. Untuk mendapatkan surat izin itu, mereka harus menempuh pelatihan di Manado.Bandelan
Iklan
