TEMPO Interaktif, Depok - Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar Depok mulai dapat memproduksi ikan botia secara massal. Kepala Loka Riset Depok, I Wayan Subamia, mengatakan ikan hias khas Indonesia ini baru bisa dikembangbiakkan secara massal pada tahun ini.
"Di Indonesia baru lembaga Loka Riset ini yang bisa lakukan pengembangbiakan ikan botia," ujarnya kepada wartawan di sela-sela acara proyek percontohan produksi massal benih botia, Kamis (05/11).
Ikan botia atau Chromobotia macracanthus merupakan ikan hias yang sangat laku di pasaran dunia. Harga satu ikan dengan ukuran 5 sentimeter itu mencapai 13 euro (Rp 183 ribu) di pasaran Eropa. Tetapi, di Indonesia sendiri, ikan itu dijual ke petani dengan harga sekitar Rp 6.000.
Ikan tersebut sebelumnya tidak bisa dikembangbiakkan secara massal. Selama ini, petani mendapatkan ikan tersebut dengan menangkapnya di Sungai Barito, Kalimantan Selatan, dan Sungai Batanghari, Jambi.
Menurut Wayan, pembibitan ikan ini dilakukan selain untuk mencegah menurunnya populasi ikan ini, juga untuk dapat memenuhi permintaan pasar Eropa. "Masyarakat Eropa umumnya tidak mau kalau mengambil dari alam, tapi maunya hasil pembenihan," kata dia.
Upaya penelitian pengembangbiakan ikan Botia yang bekerja sama dengan Prancis sudah dicetuskan sejak 2004. Akan tetapi, produksi secara massal baru berhasil pada Juli lalu. "Kita baru bisa produksi Juli kemarin," ujar dia.
Wayan optimistis jika Loka Riset Budidaya Ikan Hias mampu memproduksi ikan Botia sekitar 50 ribu benih per bulannya. Dari jumlah tersebut, diperkirakan 4.000 ekor di antaranya akan diekspor untuk memenuhi permintaan Prancis.
TIA HAPSARI