Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ratusan Warga Papua Peringati Hari HAM dengan Unjuk Rasa

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, Jayapura - Ratusan orang di Kota Jayapura, Papua, yang tergabung dalam Solidaritas Korban Pelanggaran HAM Papua memperingati Hari Pelanggaran HAM se-Dunia yang jatuh setiap 10 Desember.

Dalam peringatan pada Kamis (10/12) kali ini, mereka menggelar unjuk rasa di Lingkaran Abepura, di Abepura sejak pukul 09.00 WIT. Lalu pada pukul 11.00 WIT, ratusan orang menggunakan enam unit truk dan puluhan sepeda motor melanjutkan unjuk rasa di halaman Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Papua di Kota Jayapura.

Demonstrasi peringatan HAM yang dilakukan gabungan beberapa lembaga swadaya masyarakat dan pemuda, serta mahasiswa di Papua ini diwarnai dengan pembentangan spanduk, poster para korban kekerasan yang dilakukan aparat keamanan di Papua, pamflet, dan orasi.

Rata-rata isinya, menggambarkan dan mengecam beberapa kasus pelanggaran HAM yang pernah terjadi di wilayah Papua, sejak bergabung ke Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 1962.

Koordinator Umum Solidaritas Korban Pelanggaran HAM Papua, Peneas Lokbere, menyatakan akumulasi dan implikasi pembangunan di Papua berdampak terjadinya kasus-kasus pelanggaran HAM.

Dalam kasus pelanggaran HAM di Papua, lanjut dia, biasanya selain melibatkan aparat keamanan, juga perusahaan besar seperti perusahaan pertambangan PT. Freeport dan perusahaan asing lainnya yang beroperasi di Papua.

Akibatnya, ungkap dia, hak-hak dasar rakyat Papua telah dirampas, seperti tanah, hutan, dan sumber daya alam lainnya. Bahkan berdampak kerusakan lingkungan hidup dan hilangnya sumber daya pendukung kehidupan bagi penduduk asli Papua atau suku-suku yang ada di Papua.

"Ini bisa dilihat pada suku-suku atau penduduk asli Papua yang berada di wilayah konsesi PT. Freeport di Kabupaten Mimika,” kata Peneas Lokbere dalam orasinya di halaman Kantor DPR Papua, Kamis (10/12).

Ia menyatakan, pelanggaran HAM di Papua yang masih sering terjadi hingga saat ini,  tak pernah diselesaikan oleh pemerintah Indonesia dan tak pernah ada keberpihakan bagi korbannya.

Misalnya, dalam pengadilan HAM berat kasus Abepura berdarah pada 2000 yang disidangkan di Makassar, merupakan mimpi buruk bagi para korbannya. Sebab, pengadilan HAM ini hanya sandiwara belaka yang proses sidangnya sangat lama dan tertutup.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bahkan, sambung dia, negara tak memberikan saksi bagi para terdakwa. Akibatnya, dua terdakwa, Jhoni Wainal Usman dan Daud Sihombing dari Kepolisian Papua mendapat kebebasan dan juga mendapatkan pemulihan nama baik, serta promosi jabatan lebih tinggi.

"Padahal, kasus ini mengorbankan 105 warga sipil, tiga orang di antaranya meninggal dunia saat kejadian, dan tujuh orang meninggal kemudian akibat pendarahan usai disiksa saat ditangkap dan ditahan polisi,” kata Peneas yang juga salah satu korban Kasus Abepura 2000 Berdarah.

Dalam unjuk rasa di halaman Kantor DPR Papua, selain melakukan orasi secara bergantian, para pengujuk rasa juga sempat membacakan dan memberikan 11 butir tuntutan mereka kepada Ketua DPR Papua Jhon Ibo yang didampingi lima anggotanya.

Dari 11 butir tuntutan mereka, di antaranya, mendesak DPR Papua dan Gubernur Papua segera menghentikan semua investasi yang merugikan dan menghilangkan hak-hak masyarakat adat Papua.

“Kami juga desak gubernur, DPRP, Polda Papua, dan TNI, baik di Provinsi Papua maupun di Provinsi Papua Barat untuk mendorong evaluasi resmi atas kebijakan keamanan di tanah Papua dan merasionalisasi jumlah pasukan organik dan nonorganik. Juga harus segera membuat Perdasi dan Perdasus untuk memenuhi hak-hak korban pelanggaran HAM Papua sebagai kewajiban negara,” urai Peneas.

Sedangkan Ketua DPR Papua, Jhon Ibo yang menerima aspirasi para pengunjuk rasa, mengatakan, pihaknya menerima aspirasi yang diberikan dan akan menyampaikannya ke pemerintah, baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat di Jakarta.

“Sebab, seharusnya pemerintah lebih memperhatikan dan dapat menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM yang selama ini terjadi di Papua,” katanya, Kamis (10/12).

Seusai serah terima aspirasi ini, para pengunjuk rasa akhirnya membubarkan diri dengan tertib. Dalam unjuk rasa ini, aparat kepolisian yang diturunkan sebanyak dua satuan setingkat kompi. 

CUNDING LEVI

Iklan

HAM


Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

TPNPB-OPM Minta Pemerintah Indonesia Buka Akses Lembaga HAM ke Papua

15 jam lalu

Pasukan TPNPB OPM di Kampung Pogapa, Intan Jaya, Papua Tengah. Dokumentasi TPNPB.
TPNPB-OPM Minta Pemerintah Indonesia Buka Akses Lembaga HAM ke Papua

TPNPB-OPM meminta pemerintah Indonesia membuka akses bagi lembaga-lembaga HAM nasional maupun internasional ke Papua.


Prihatin Kekerasan Terhadap Mahasiswa Universitas Pamulang yang Menggelar Doa Rosario, Dirjen HAM: Perlu Dialog

3 hari lalu

Polisi tetapkan empat orang warga sebagai tersangka dalam kasus penganiayaan saat mahasiswa Unpam gelar doa rosario, Selasa 7 Mei 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Prihatin Kekerasan Terhadap Mahasiswa Universitas Pamulang yang Menggelar Doa Rosario, Dirjen HAM: Perlu Dialog

Menurutnya, kasus kekerasan seperti yang dialami mahasiswa Universitas Pamulang tidak boleh terjadi di Indonesia yang menjunjung tinggi pancasila.


Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

6 hari lalu

Foto udara sejumlah umat Islam menunaikan salat Idul Fitri 1445 Hijriah secara berjamaah di Jalan Jatinegara Barat dan Jalan Matraman Raya, Jatinegara, Jakarta, Rabu, 10 April 2024. Warga muslim setempat biasanya melaksanakan salat Idul Fitri maupun Idul Adha di samping kanan dan kiri Gereja Protestan Koinonia yang didirikan pada 1889 itu. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

Kemenkumham mengklaim Indonesia telah menerapkan toleransi dan kebebasan beragama dengan baik.


Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

19 hari lalu

Maung Zarni. Rohringya.org
Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976


Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

24 hari lalu

Anak-anak Palestina bermain di tengah reruntuhan taman yang hancur akibat serangan militer Israel, saat Idul Fitri, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Kota Gaza 11 April 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

Komisi penyelidikan independen terhadap pelanggaran HAM di Israel dan Palestina menuding Israel menghalangi penyelidikan terhadap serangan 7 Oktober oleh Hamas.


MK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia

51 hari lalu

Hakim Konstitusi Saldi Isra (kiri), Arief Hidayat (tengah) dan Manahan MP Sitompul (kanan) berbincang saat memimpin sidang lanjutan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) presiden dan wakil presiden di gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis, 20 Juni 2019. ANTARA/Galih Pradipta
MK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia

MK RI menyerukan dukungan untuk Palestina dalam forum pertemuan Biro World Conference on Constitutional Justice atau WCCJ ke-21 di Venice, Italia.


Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

56 hari lalu

Logo Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di pintu di kantor pusatnya di New York, AS.[REUTERS]
Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

Anggota Komite HAM PBB Bacre Waly Ndiaye mempertanyakan dugaan intervensi Jokowi di Pilpres 2024 dalam sidang di Jenewa, Swiss.


KontraS Kritik Respons Pemerintah Soal Pemilu dan HAM di ICCPR Jenewa

57 hari lalu

Pegiat pelanggar HAM berat yang diiniasi Jaringan Solidaritas Korban Untuk Keadilan (JSKK), Jaringan Relawan Kemanuasiaan Indonesia (JRKI) dan Korban Tindak Kekerasan (kontras) melakukan aksi kamisan yang ke-804 di seberang Istana Merdeka, Jakarta, Kamis, 1 Februari 2024. Aksi tersebut menuntut Presiden RI Joko WIdodo untuk menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM beat secara berkeadilan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
KontraS Kritik Respons Pemerintah Soal Pemilu dan HAM di ICCPR Jenewa

KontraS menyayangkan respons delegasi Indonesia terhadap berbagai kritik dan pertanyaan dari ICCPR.


International Women's Day, Perempuan Indonesia Bicara Carut-Marut Rezim Jokowi: Tuntut Penegakan Demokrasi

9 Maret 2024

International Women's Day, Perempuan Indonesia Bicara Carut-Marut Rezim Jokowi: Tuntut Penegakan Demokrasi

Aliansi Perempuan Indonesia menuntut penegakan demokrasi dan supremasi hukum


Kini Siap Kerja Sama, Mengapa AS Dulu Mencekal Prabowo?

7 Maret 2024

Presiden Joko Widodo saat memberikan kenaikan pangkat secara istimewa  kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto disela-sela Rapat Pimpinan TNI-Polri Tahun 2024 di Markas Besar (Mabes) TNI, Cilangkap, Jakarta, Rabu 28 Februari 2024. Menhan RI Prabowo Subianto merupakan seorang purnawirawan TNI dengan pangkat terakhir jenderal bintang tiga atau letnan jenderal. Prabowo keluar dari kedinasan setelah diberhentikan dengan hormat sebagaimana Keputusan Presiden (Keppres) Nomor: 62/ABRI/1998 yang diteken oleh Presiden Ke-3 RI B. J. Habibie pada 20 November 1998. TEMPO/Subekti.
Kini Siap Kerja Sama, Mengapa AS Dulu Mencekal Prabowo?

Prabowo Subianto punya hubungan kurang harmonis dengan Amerika Serikat (AS). Dia pernah masuk dalam daftar hitam selama 20 tahun.