TEMPO Interaktif, Lumajang - Ratusan nelayan Pantai Selatan di Desa Buluhrejo, Kecamatan Tempursari, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, beberapa hari terakhir ini takut untuk melaut. Pasalnya, gelombang pantai Selatan mencapai ketinggian lima meter.
“Banyak nelayan yang libur melaut,” kata Sumargi, Ketua Kelompok Nelayan Desa Buluhrejo, pagi ini (22/4) kepada TEMPO. Dari 135 nelayan yang tercatat di Dusun Karangmenjangan, Desa Buluhrejo, hanya tiga hingga lima jongkong atau sampan saja yang beroperasi. Padahal, di Desa Buluhrejo ini terdapat 50 jongkong.
Sebagian besar nelayan, kata Sumargi, khawatir dengan tinggi gelombang Pantai Selatan. “Nelayan masih takut. Ini sudah berlangsung lima hari. Artinya, sudah lima hari para nelayan libur melaut,” kata dia.
Nelayan yang berani melaut, kata dia, nelayan yang memiliki jongkong dengan kapasitas mesin besar. “Dengan kapasitas mesin yang besar, maka jukung (sampan) bisa melaju cepat. Sehingga lebih mudah dalam melaju di tengah gelombang tinggi,” kata dia.
Karena sebagian besar jongkong nelayan memiliki kapasitas mesin kecil, maka sebagian terpaksa menganggur sementara. “Terpaksa menganggur. Padahal, pekerjan lain tidak ada,” kata dia. Meski gelombang tinggi, kata Sumargi, belum ada insiden kapal pecah terhantam gelombang.
“Beberapa hari lalu terjadi di Pantai Licin. Tapi di wilayah Kabupaten Malang. Namun tidak ada yang cedera atau hilang,” kata dia. Hal yang sama juga dihadapi nelayan di Desa Wotgalih, Kecamatan Yosowilangun. Camat Yosowilangun Rochani mengatakan beberapa nelayan juga libur karena gelombang yang mencapai ketinggian empat meter. “Lagipula banyak nelayan Wotgalih sekarang sedang mengikuti pelatihan di Malang,” kata Rochani.
Dia belum bisa memastikan sampai kapan gelombang akan terus setinggi itu. “Gelombang tinggi ini datangnya bersamaan dengan hujan deras,” kata dia.
Pihak Kantor Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat Pemerintah belum mengambil langkah apapun perihal ini. Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat Bakesbangpol Linmas Zainul Aini mengatakan akan mengecek dulu soal ini.
DAVID PRIYASIDHARTA