TEMPO Interaktif, Padang -Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Padang merilis upah layak jurnalis Sumatera Barat di puncak Gunung Marapi, Sabtu (1/5). AJI Padang menetapkan upah layak jurnalis Sumatera Barat 2010 berdasarkan survei terhadap 30 jurnalis lajang di Sumatera Barat menyangkut kebutuhan hidup minimal dalam bekerja secara profesional.
Lima anggota AJI Padang dikoordinir Ketua AJI Padang Hendra Makmur hari ini berada di puncak gunung pada ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut. Sambil mengibarkan bendera AJI Padang serta sejumlah poster tuntutan upah layak bagi jurnalis, AJI Padang mendeklarasikan upah layak untuk wartawan di Padang.
“Upah layak wartawan di Sumatera Barat Rp 2,9 juta (tepatnya Rp 2,912,066) per bulan, ini upah layak untuk jurnalis lajang alias belum menikah yang kami survei dari 30 narasumber jurnalis lajang di Sumatera Barat,” kata Ketua AJI Padang, Hendra Makmur melalui telepon seluluernya.
Upah layak itu didasarkan pada biaya hidup di Padang terdiri dari biaya pangan seperti makan, sarapan, buah, kopi, gula, teh mencapai Rp 1,025 juta per bulan, biaya kos Rp 300 ribu per bulan, biaya sandang mulai dari pakaian, handuk, sepatu kerja dan pakaian dalam Rp 225 ribu per bulan, biaya kebutuhan lain untuk transportasi, komunikasi, peralatan kerja, bacaan dan rekreasi mencapai Rp 1,096 juta per bulan. Biaya ini ditambah denan tabungan sebanyak 10 persen dari upah layak sebesar Rp 264 ribu per bulan.
AJI Padang sengaja mengambil kesempatan merilis upah layak di puncak Gunung Marapi yang aktif yang terletak di perbatasan Kabupaten Tanah Datar, Agam, Padangpanjnag dan Bukittinggi.
"Puncak Marapi adalah puncak gunung aktif tertinggi di Sumatera Barat, kami jadikan simbol perjuangan, artinya profesi jurnalis itu tinggi, tapi penuh perjuangan, termasuk memperjuangkan upah layak untuk dirinya sendiri dari perusahaan pers," kata Hendra Makmur.
FEBRIANTI