TEMPO Interaktif, Surabaya — Panitia Pengawas Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Gresik menemukan banyak indikasi politik uang (money politics) menjelang pelaksanaan pilkada yang digelar hari ini (26/5).
Kepada tempo, Ketua Panwaslu Gresik, Muhammad Thoha mengatakan, banyak laporan adanya indikasi politik uang berupa serangan fajar masuk ke Panwas Kecamatan. “Kami masih tindaklanjuti dengan mencari bukti, memang banyak laporan adanya serangan fajar yang masuk ke kita,” kata M Thoha.
Serangan fajar atau money politics yang diberikan sesaat menjelang pencoblosan setidaknya terjadi di kawasan Banjarsari, Kecamatan Cerme Gresik. Di Banjarsari ini, Panwascam menemukan adanya indikasi pembagian uang pada malam hari.
Tak hanya itu, di beberapa desa di Kecamatan Benjeng, Gresik, juga dilaporkan terdapat pembagian uang pada subuh tadi. “Tapi hingga saat ini laporan yang masuk baru lisan, buktinya belum kita temukan,” tambahnya.
Tak hanya di dua lokasi ini, sejak waktu kampanye lalu, Panwas Kecamatan di beberapa wilayah setidaknya juga melaporkan adanya money politics, hanya saja sulitnya mencari barang bukti menjadikan indikasi politik uang ini sulit untuk ditindaklanjuti. Yang pasti, secara keseluruhan Panwas menilai proses pemilihan saat ini berjalan lancar dan tertib.
Anggota Komisi Pemilihan Umum Gresik Abdul Basid mengatakan, mekanisme pelanggaran pilkada diselesaikan melalui dua jalur. “Jika money politics berarti ada pelanggaran pidana itu setelah dari Panwas silakan dilanjutkan ke polisi, tapi kalau sifatnya administratif pelanggaran dilanjutkan ke KPU,” kata Basid.
Rohman Taufiq