TEMPO Interaktif, Jakarta - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Assiddiqie mendukung upaya Mahkamah Konstitusi jika ingin melaporkan balik Refly Harun. "Baguslah itu supaya ada pertanggung-jawaban. Jadi kalau ada yang salah, ya harus bertanggung-jawab, bagus itu," ujarnya usai mengikuti acara peringatan Hari Hak Asasi Manusia di kantor wakil presiden, Jakarta, Jum'at (10/12).
Tim investigasi yang dipimpin Refly Harun tidak berhasil membuktikan adanya hakim Mahkamah Konstitusi yang menerima suap atau memeras terkait perkara. Padahal sebelumnya Refly dalam opininya di sebuah media cetak nasional mengaku melihat dan mendengar langsung dalam suatu pertemuan ada orang bilang 'berperkara di MK habis Rp 10-12 miliar'. Dia juga mengatakan ada orang yang mengaku mendapat telepon dari hakim konstitusi untuk menyerahkan uang terkait perkara pemilihan Gubernur Papua 2010, serta melihat uang Rp 1 miliar yang diklaim pemiliknya akan diserahkan ke hakim konstitusi.
Menurut Jimly, kasus ini tak perlu menimbulkan ketakutan pihak-pihak tertentu yang punya keinginan melaporkan hal yang tidak benar di Mahkamah Konstitusi. Kasus ini baginya merupakan salah satu cara untuk membangun budaya berperkara (litigative culture) yang terbilang rendah dinegeri ini. Padahal proses semacam ini penting untuk menyalurkan aspirasi masyarakat.
"Orang berperkara kayaknya aib, padahal gak apa-apa. Nanti hasilnya bagaimana keputusan finalnya di pengadilan. Kadang malah proses itu sering dianggap tidak penting, padahal itu jauh lebih penting dari hasilnya," ujarnya.
Soal Refly, Jimly menilai pengamat hukum tata negara itu belum tentu bersalah. "Benar atau salahnya akan dibuktikan di pengadilan. Kalau pengadilan mengatakan dia tidak salah, karena ini kebebasan berpendapat aman dia," ujarnya.
Di lain pihak, ia juga tetap menghargai kegigihan Mahkamah Konstitusi untuk mempertahankan citra agar tetap dihargai masyarakat. Jangan sampai rusak hanya karena perilaku yang tidak bertanggung jawab dari orang per-orang. "Saya hargai juga Mahfud dengan segala plus minusnya. Sebagian orang mengatakan Mahfud berlebihan, tapi esensi sikapnya yang harus ditangkap adalah bahwa MK itu harus dijaga kewibawaan dan citranya," ujarnya.
MUNAWWAROH