"Saya sendiri tidak yakin kualitas Setgab akan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Format baru tidak akan mampu menyelesaikan akar masalah yang ada di dalam Setgab," kata Burhanuddin melalui telepon, Selasa 12 April 2011. Akar masalah itu yakni desain institusi Setgab yang tidak klop dengan format presidensial serta multipartai.
Format kepemimpinan Setgab dalam kontrak baru koalisi mengalami sedikit modifikasi. Selain posisi ketua yang tetap dijabat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sekarang muncul posisi baru yakni wakil ketua Setgab.
Posisi wakil ketua akan diisi oleh Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie. Sebelumnya Aburizal menjadi ketua harian Setgab. Selain jabatan wakil ketua, rancangan kontrak baru koalisi ini juga mengatur ketua umum anggota koalisi akan memimpin rapat-rapat Setgab secara bergiliran.
Selama ini, kata Burhanuddin, Presiden SBY selaku Ketua Setgab memang kurang intensif menjalin komunikasi secara reguler dengan anggota Setgab lainnya. "Dengan adanya format ketua yang digilir, SBY mau tidak mau harus aktif turun terlibat di dalam Setgab," kata dia.
Ia juga menilai format baru itu bukanlah sebagai bentuk kompensasi agar anggota Setgab sepakat menyeragamkan suara di parlemen. Format baru itu adalah cara SBY untuk membuat semua partai anggota Setgab merasa tidak diistimewakan, karena masing-masing partai akan mendapat giliran menjadi ketua.
"Dugaan saya ke depan justru makin sering terjadi konflik di internal koalisi yang terbuka keluar. Apalagi, banyak isu yang berpotensi menjadi sumber perpecahan sikap di antara partai-partai anggota koalisi," ujar dia.
MAHARDIKA SATRIA HADI