Tudingan itu dijawab Ahmad Mubarok, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat. Menurut Mubarok, apa yang ditudingkan itu fitnah. "Permadi itu, bahasanya bahasa dukun, tidak usah didengarlah," katanya, saat dihubungi Tempo, Sabtu, 28 Mei 2011.
Dalam acara diskusi "Polemik Bola Panas Nazaruddin", di Warung Daun, Sabtu, 28 Mei 2011, Permadi menyebut besarnya dana yang dimiliki Partai Demokrat itu berasan dari dua sumber. Pertama, melalui sumbangan kader partai. "Jumlahnya tergantung partainya," ujarnya.
Baca Juga:
Jumlah sumbangan yang diberikan kader biasanya berpengaruh terhadap jabatan seseorang di Senayan (DPR). "Kalau sumbangannya bagus ditempatkan di komisi 'mata air', tapi kalau yang tidak mau nyumbang ya biasanya di komisi 'air mata'," katanya.
Sedangkan sumber kedua, melalui sumbangan yang diberikan oleh mitra partai. Hal ini biasanya berhubungan dengan kepentingan mitra dengan partai bersangkutan. Misalnya, dugaan korupsi yang mengarah pada kader Partai demokrat, Nazaruddin. Bekas Bendahara Partai Demokrat itu diduga memberikan sumbangan Rp 1 miliar tiap bulannya. "Buat pengusaha yang besar seperti dia, jumlah itu terlalu kecil," ujar Permadi.
JAYADI SUPRIADIN | ALWAN RIDHA RAMDANI