TEMPO Interaktif, Jakarta - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Waode Nurhayati, Kamis sore ini, 7 Juli 2011, dimintai keterangannya oleh Badan Kehormatan terkait pernyataannya soal calo anggaran di dewan. Waode mengungkap soal calo anggaran dalam acara bincang-bincang di sebuah televisi swasta. Rekaman video acara bincang-bincang tersebut juga diputar untuk memperjelas kasusnya.
"Saya meminta, akhirnya diputar rekaman Mata Najwa dan memang kalimatnya jelas saya tidak mengucapkan kalimat penjahat, tapi penjahat itu diucapkan saudari Najwa yang mempertanyakan ke saya," ujarnya usai pemeriksaan di ruang BK DPR, Jakarta.
Video tersebut, kata dia, merupakan bahan atau data yang dimiliki oleh BK dan bukan dari dirinya. Setahu dia, video itu sepertinya diambil oleh BK melalui internet. "Itu kan ada di internet," ujarnya.
Dalam pemeriksaan yang berlangsung tak sampai dua jam itu, Waode ditanya oleh hampir seluruh anggota BK terkait pernyataannya soal calo anggaran. Ia pun menjelaskan bahwa kalimat "penjahat anggaran" bukanlah kalimat langsung yang keluar dari mulutnya. Ia juga mengatakan, wawancara dengan media itu adalah mengenai sistem yang dilanggar dalam dana penyesuaian infrastruktur daerah (DPID).
"Dimana ada indikasi ketimpangan di tiga tempat, pemerintah, pimpinan Banggar (Badan Anggaran) dan pimpinan DPR, khususnya wakil ketua yang membidangi ekonomi, Pak Anis Matta. Saya jelaskan itu," kata dia.
Terkait pengaduan-pengaduan yang menyerang pribadinya, anggota Fraksi Partai Amanat Nasional itu mengatakan bahwa hal tersebut diluar konteks. "Saya sampaikan klarifikasi bahwa saya siap dibawa ke ranah hukum manapun untuk buktikan pernyataan pihak-pihak yang melaporkan saya, karena bagi saya itu semua fitnah dan yang dituduhkan itu sudah terbantahkan," ujarnya.
Namun demikian, menurut Waode, acara pemeriksaan dirinya yang dilakukan BK berlangsung santai. Tak ada pertanyaan anggota BK yang seolah-olah menyudutkan. "Lumayan banyak. Pertanyaannya normatif, biasa saja," kata dia
MUNAWWAROH