TEMPO Interaktif, Jakarta - Honda Prospect Motor (HPM), agen tunggal pemegang merek (ATPM) Honda di Indonesia, terpaksa mengurangi produksi sebagai dampak banjir besar yang melanda Thailand sejak Juli lalu. Diperkirakan produksi tahun ini terkoreksi hingga 50 persen. "Pabrik kami kini beroperasi 1 shift dari semula 2 shift, kemungkinan produksi berkurang setengahnya," kata Jonfis Fandy, Direktur Pemasaran dan Layanan Purnajual HPM, ketika dihubungi Tempo, Sabtu, 29 Oktober 2011.
Banjir besar membuat lini produksi Honda di Rojana Industrial Park Ayutthaya terendam air dan mogok sejak 4 Oktober lalu. Selain merakit 120 ribu unit mobil dan suku cadangnya tiap tahun, kawasan industri itu juga menghasilkan sepeda motor dan generator listrik. Akibatnya, produksi di beberapa negara, salah satunya Malaysia, kini dihentikan.
Di Indonesia, HPM memproduksi 4.500 unit mobil varian Freed, Jazz, dan CR-V, per bulan. Jonfis mengatakan sebelumnya target penjualan ditetapkan sebanyak 54 ribu unit dan hingga September sudah mencapai 39 ribu unit. Namun target itu diperkirakan sulit tercapai karena produksi berkurang.
Selain mengganggu produk domestik, banjir menyebabkan pasokan impor mobil built up dari Thailand terhenti. Selama ini, Honda mengimpor mobil built up jenis City, Civic, dan Accord, hingga 1.000 unit per bulan. "Ada penurunan, namun besarnya belum bisa diprediksi," ujarnya.
Kini, suku cadang yang dimiliki HPM cukup untuk kebutuhan minimal 3 bulan ke depan. Untuk mengatasi kekurangan sebagian varian, di antaranya Freed, didatangkan dari Jepang. “Untuk after sales service tidak ada masalah," kata dia.
ROSALINA