TEMPO.CO , Jakarta-- Kementerian Perdagangan menargetkan skor Test of English as a Foreign Language (TOEFL) pegawainya mencapai 600. Untuk tahap awal, kebijakan ini diberlakukan bagi 1.200 dari 3.000 pegawai di kementerian ini. "Tentu yang diprioritaskan adalah mereka yang sedang dan akan bertugas ke luar negeri," ujar Menteri Perdagangan Gita Wirjawan melalui pesan singkat, Senin, 2 Januari 2012.
Pengamat kebijakan publik Universitas Indonesia, Andrinof Chaniago, menilai target itu tidak realistis. Skor 600 setara dengan kemampuan seorang doktor yang tinggal di luar negeri. Standar ini juga hanya bisa diterapkan bagi orang yang pernah tinggal atau bersekolah di luar negeri. "Tuntutan TOEFL 600 itu untuk kalangan tertentu saja," katanya kemarin.
Baca Juga:
Kualitas sumber daya manusia di Kementerian Perdagangan juga harus menjadi pertimbangan. Menurut Andrinof, kualitas pegawai negeri sipil masih di bawah standar yang dibutuhkan karena sistem rekruitmen dan edukasi yang kurang baik. Dia menyarankan agar target skor TOEFL dimulai pada 560-570 saja. "Itu masih realistis dicapai oleh 1.000 orang tahun ini," katanya.
Ide mewajibkan skor TOEFL 600 itu pertama kali muncul dalam laporan outlook Kementerian Perdagangan 2012. Dalam laporan itu, Gita menargetkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di kementeriannya.
Salah satu caranya, mewajibkan skor TOEFL di atas 600 untuk 1.000 pegawai negeri sipil. Ia juga menargetkan jumlah pegawai berpendidikan strata dua dan tiga bertambah sebanyak 1.500 pegawai. Kebijakan serupa juga akan diterapkan kepada pegawai Badan Koordinasi Penanaman Modal, yakni memiliki skor TOEFL 600.
Untuk mendongkrak skor TOEFL, Kementerian akan memberikan pendidikan bahasa Inggris kepada pegawai. Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Ardiansyah Parman mengatakan, Kementerian telah menganggarkan Rp 6 miliar untuk membayar gaji guru serta tes TOEFL.
Dana itu berasal dari anggaran peningkatan kualitas sumber daya manusia di kementerian tersebut sebesar Rp 20 miliar. "Tes TOEFL akan dilakukan mulai 10 Januari mendatang untuk 1.200 pegawai mulai eselon dua hingga empat," katanya kemarin.
Kebijakan ini membuat resah sejumlah pegawai di Kementerian Perdagangan. Salah seorang pegawai yang menolak disebutkan namanya mengaku pesimistis mencapai target tersebut. "Kalau rencana itu dilakukan dalam hitungan bulan, tidak akan tercapai karena faktor usia dan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda," katanya kemarin.
Di ranah Twitter, ide itu juga dipertanyakan. "Gita sendiri skor TOEFL-nya berapa?" tanya politikus Alvin Lie dalam akun Twitter-nya. Pengguna Twitter lainnya mengomentari, "Kalau sudah punya skor TOEFL 600, apa para pegawai kementerian itu masih mau menjadi pegawai negeri?"
SUTJI DECILYA | BURHAN
Berita Terpopuler Lainnya
Kebijakan TOEFL 600 Bikin Resah
Kisah Rebutan Pacar di Balik Pembakaran Pesantren
Benarkah KPK Kucilkan Posisi Busyro?
Di Pengadilan, Dadong Tegaskan Duit Rp 1,5 Miliar untuk Muhaimin
Jenazah Dokter Andreas Tertahan di Kenya