Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pejalan Kaki di Jakarta bak Kasta Terendah  

image-gnews
Tim Pusat Laboratorium dan Forensik Mabes Polri melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di lokasi kecelakaan maut di Jalan Ridwan Rais, Kawasan Tugu Tani, Gambir, Jakarta, Selasa (24/1). Mereka meneliti lokasi-lokasi di mana korban tewas dan terluka akibat mobil maut yang menabrak mereka Ahad siang (22/1), termasuk halte depan Kementrian Perdagangan dan Kantor Pelayanan Pajak. Tempo/Tony Hartawan
Tim Pusat Laboratorium dan Forensik Mabes Polri melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di lokasi kecelakaan maut di Jalan Ridwan Rais, Kawasan Tugu Tani, Gambir, Jakarta, Selasa (24/1). Mereka meneliti lokasi-lokasi di mana korban tewas dan terluka akibat mobil maut yang menabrak mereka Ahad siang (22/1), termasuk halte depan Kementrian Perdagangan dan Kantor Pelayanan Pajak. Tempo/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Nasib pejalan kaki di Jakarta sungguh menyedihkan. Sudah haknya diambil, keamanan dan kenyamanannya juga terancam. Begitulah gambaran yang diungkap arsitek tata ruang, Nirwana Yoga.

"Kalau boleh jujur, 80 persen (jalur) pedestrian di Jakarta memprihatinkan," ujar dia saat dihubungi Rabu, 25 Januari 2012.

Hanya 20 persen kawasan di Jakarta yang layak bagi pejalan kaki. Kawasan tersebut antara lain di SCBD Sudirman, Jalan Jendral Sudirman, Jalan Thamrin, sekeliling Monas, Kebon Sirih, dan sekitar Menteng. Semua yang berada di pusat kota atau pusat bisnis Jakarta.

Di luar kawasan tersebut, Nirwan melanjutkan, kondisinya tidak layak baik bagi manusia normal maupun yang berkebutuhan khusus alias difabel. Lebarnya kurang dari 1,5 meter dan permukaan naik turun terpotong jalan masuk. Belum lagi banyak jalur pedestrian yang berlubang-lubang. "Orang normal saja berbahaya," papar pria yang pernah membuat desain tata ruang dengan konsep peta hijau.

"Trotoar belum ramah pejalan kaki, pejalan kaki masih dianggap kasta terendah," ujar dia. Padahal, kota yang manusiawi adalah kota yang menghargai penduduk terlemahnya, yaitu pejalan kaki. Urutan yang benar untuk etika di jalan adalah penghargaan tertinggi bagi pedestrian, lalu pesepeda, dan terakhir baru pengguna kendaraan."Tapi di Indonesia itu kondisinya terbalik, terjadi hampir di semua kota besar," ujar Nirwana.

Contoh nyata adalah anggaran di jalan. Pemerintah Kota Jakarta justru bersedia menganggarkan hingga sekitar Rp 5 triliun untuk dua jembatan layang di kawasan Antasari dan Casablanca. Padahal, dengan anggaran yang tak sampai separuh, bisa dibangun jalur pedestrian yang nyaman untuk seluruh Kota Jakarta.

"Penghargaan kepada pejalan kaki adalah soal pola pikir," ujar Nirwana. Pola pikir yang merendahkan pejalan kaki juga tak hanya dimiliki pemerintah, melainkan pengendara lainnya. "Banyak pejalan kaki yang sudah mepet, masih dipepet lagi," kata dia. Pejalan kaki dianggap tidak layak diberi jalan dan dianggap miskin karena tidak punya kendaraan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pendiri sekaligus Direktur Ruang Jakarta, Marco Kusumawijaya, mengemukakan untuk memperbaiki kondisi pejalan kaki, harus diimbangi pula dengan perbaikan angkutan umum. "Makin banyak angkutan umum yang baik, maka makin banyak pula yang jalan kaki," papar dia. Imbasnya nanti adalah selain mengurangi kemacetan, juga bisa mempercantik kota.

Ia mencontohkan kalau pemerintah kota fokus memperbaiki kondisi jalur pedestrian, maka otomatis kondisi di sekitarnya juga ikut baik. Seperti pohon dan taman-taman. "Jadi, pejalan kaki adalah simbol untuk keseluruhan kota," kata Marco.

Pada Ahad kemarin, 22 Januari 2012, terjadi kecelakaan di Jalan Ridwan Rais, Jakarta Pusat. Mobil Xenia yang dikendarai Afriani Susanti, 29 tahun, menabrak sejumlah pejalan kaki di Halte Tugu Tani. Sembilan orang tewas dan empat orang mengalami luka-luka akibat kejadian tersebut.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta sebelumnya mengatakan kecelakaan maut yang terjadi di Jalan M.I. Ridwan Rais, Gambir, Jakarta Pusat, bukan karena ketidaklayakan prasarana. “Di sini jelas faktor manusia,” ujar Pristiono, Selasa, 24 Januari 2012.

DIANING SARI

Berita Terkait
Kata Saksi Mata: Salip Kopaja, Xenia Maut Jalan Zig-Zag
Pesan Bunda Iffet Agar 'Xenia Maut' Tak Terulang
Mau Aman Nyetir? Jangan Minum Alkohol Sama Sekali
Gerakan Antipengemudi Xenia Maut Muncul di Facebook
Niatnya Injak Rem, Sopir Xenia Maut Malah Injak Gas
Menu 'Dugem' Pengemudi Xenia Maut Cs

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bus Pariwisata Masuk Jurang di Guci Tegal, Sandiaga Uno Kirim Staf Ahli Manajemen Krisis

8 Mei 2023

Sandiaga Uno beri pernyataan soal gabung dengan PPP paskamundur dari Partai Gerindra saat di Balai Kota Solo, Sabtu, 29 April 2023. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Bus Pariwisata Masuk Jurang di Guci Tegal, Sandiaga Uno Kirim Staf Ahli Manajemen Krisis

Menteri Sandiaga Uno menerjunkan staf ahli untuk berkoordinasi dengan pihak terkait jatuhnya bus pariwisata ke jurang di Guci, Tegal.


Kecelakaan di Tol Saat Mudik Lebaran, Ini Aturan Negara Soal Waktu Istirahat Sopir Berikut Jerat Pidananya

20 April 2023

Petugas mengevakuasi bus pariwisata dan truk yang terlibat kecelakaan di Tol Dupak - Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, Sabtu 5 Maret 2022. Kecelakaan antara bus pariwisata bernopol D 7610 AT yang memuat rombongan peziarah dengan truk 'Colt Diesel' nomor polisi W 9948 Z itu diduga disebabkan salah satu penumpang bus merebut kendali kemudi dari sopir bus dan menabrak truk 'Colt Diesel' dari arah berlawanan. Dalam kecelakaan itu sopir truk dan kernetnya meninggal dunia di lokasi kecelakaan. ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Kecelakaan di Tol Saat Mudik Lebaran, Ini Aturan Negara Soal Waktu Istirahat Sopir Berikut Jerat Pidananya

Untuk mencegah kecelakaan saat Mudik lebaran, sopir harus cukup istirahat sesuai aturan negara berikut ini.


Ini Muatan KM Sinar Bangun Saat Tenggelam

25 Juni 2018

Tim SAR gabungan mengangkat perlengkapan selam saat pencarian korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, Minggu, 24 Juni 2018. Hingga hari ketujuh pasca-tenggelamnya KM Sinar Bangun, tim SAR terus mencari korban. ANTARA/Irsan Mulyadi
Ini Muatan KM Sinar Bangun Saat Tenggelam

Polisi sebut jumlah penumpang KM Sinar Bangun sebanyak 150 orang dan 70 sepeda motor


TNI Akan Pastikan Lokasi Karam KM Sinar Bangun

25 Juni 2018

Tim SAR gabungan mengangkat perlengkapan selam saat pencarian korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, Minggu, 24 Juni 2018. Bangkai KM Sinar Bangun ditemukan di kedalaman 450 meter di Danau Toba. ANTARA/Irsan Mulyadi
TNI Akan Pastikan Lokasi Karam KM Sinar Bangun

Tim gabungan tengah mempersiapkan cara mengangkat bangkai KM Sinar Bangun dan mengevakuasi korban.


Polisi Tetapkan Empat Tersangka Tenggelamnya KM Sinar Bangun

25 Juni 2018

Keluarga penumpang KM Sinar Bangun dan warga menyalakan lilin di dermaga Pelabuhan Tigaras, Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, Minggu, 24 Juni 2018. Kapal berkapasitas maksimal sekitar 40 orang itu membawa 211 penumpang saat tenggelam. ANTARA/Irsan Mulyadi
Polisi Tetapkan Empat Tersangka Tenggelamnya KM Sinar Bangun

Tiga petugas perhubungan diduga lalai sehingga membiarkan KM Sinar Bangun berlayar


Data Sementara, Penumpang KM Sinar Bangun Diduga 206 Orang

21 Juni 2018

Keluarga penumpang menangis saat menyaksikan proses pencarian penumpang KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, Selasa, 19 Juni 2018. Kerabat penumpang KM Sinar Bangun mulai mendatangi posko di Pelabuhan Tigaras, Danau Toba. ANTARA/Irsan Mulyadi
Data Sementara, Penumpang KM Sinar Bangun Diduga 206 Orang

Sebanyak 184 korban tenggelamnya KM Sinar Bangun belum ditemukan.


Komunitas Kayak Bantu Cari Korban KM Sinar Bangun

21 Juni 2018

Personel BNPB melakukan pencarian korban KM Sinar Bangun, yang tenggelam di Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, Rabu, 20 Juni 2018. Kedalaman di lokasi kejadian tenggelamnya kapal tersebut mencapai 300-500 meter. ANTARA/Irsan Mulyadi
Komunitas Kayak Bantu Cari Korban KM Sinar Bangun

10 pengayuh perahu Kayak susuri korban KM Sinar Bangun di Danau Toba


Bangkai KM Sinar Bangun Diprediksi di Kedalaman 460 Meter

21 Juni 2018

Personel kepolisian berbincang dengan nelayan saat melakukan proses pencarian korban KM Sinar Bangun, yang tenggelam di Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, Rabu, 20 Juni 2018. Sebanyak 171 penumpang lain masih dalam proses pencarian. ANTARA/Irsan Mulyadi
Bangkai KM Sinar Bangun Diprediksi di Kedalaman 460 Meter

Kemampuan jelajah alat tim gabungan pencari korban KM Sinar Bangun hanya 350 meter.


KM Sinar Bangun Tenggelam, Seluruh Camat Diminta Sisir Danau Toba

21 Juni 2018

Anggota keluarga penumpang KM Sinar Bangun melihat daftar nama penumpang yang hilang di posko Pelabuhan Tigaras, Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, Selasa, 19 Juni 2018. KM Sinar Bangun mengangkut 128 penumpang saat tenggelam di Danau Toba pada Senin, 18 Juni 2018. ANTARA/Irsan Mulyadi
KM Sinar Bangun Tenggelam, Seluruh Camat Diminta Sisir Danau Toba

Tiga jenazah korban KM Sinar Bangun ditemukan mengapung di pinggir Danau Toba


Dua Korban KM Sinar Bangun Ditemukan Meninggal

20 Juni 2018

Petugas gabungan mengangkat kantong berisi jenazah korban KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, di posko Pelabuhan Tigaras, Simalungun, Sumatera Utara, Rabu 20 Juni 2018. Hingga saat ini, sebanyak 18 penumpang selamat, dua penumpang tewas dan 160 penumpang lainnya masih dalam proses pencarian. ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi
Dua Korban KM Sinar Bangun Ditemukan Meninggal

Total korban tenggelamnya KM Sinar Bangun yang ditemukan menjadi 21 orang